Selasa, 08 Maret 2011

Budi Juga Manusia

Transfer Ilegal Kahudi Wahyu dari Persikabo ke Persih Tembilahan belum lama ini terus menjadi pembicaraan public bola di Kabupaten Bogor dan nasional. Karena sewaktu Kahudi Wahyu diturunkan lawan Persikabo tanggal 25 Pebruari 2011 di Tembilahan, saat itu manajemen Persih Tembilahan belum mengantongi tanda tangan dari Ketua Umum atau General Manajer Persikabo sesuai dalam aturan manual PT Liga Indonesia. Namun, Kahudi Wahyu tetap dimainkan oleh Persih Tembilahan. Padahal, menurut aturan yang berlaku hal tersebut tidak boleh . Bahkan, kemenangan yang diperoleh Persih Tembilahan bisa berbalik menjadi kemenangan untuk Persikabo.
Manajemen Persih Tembilahan baru mendapatkan tanda tangan dari Persikabo pada tanggal 27 Pebruari 2011. Namun, tanda tangan tersebut seharusnya tidak sah. Karena yang membubuhkan tanda tangan bukan Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM ataupun General Manajer Tim Persikabo, Mas'an Djajuli . Akan tetapi, yang menandatangani bukti surat atau lampiran pengesahan perpindahan Kahudi Wahyu ke Persih Tembilahan adalah Budi Harto. Padahal, Budi Harto sendiri pertanggal 23 Pebruari 2011 sudah bukan sebagai Sekretaris Tim Persikabo. Karena Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM telah mencoretnya dari manajemen tim dengan alasan Budi Harto untuk lebih fokus pada pekerjaan dilingkungan kerjanya sebagai PNS Kabupaten Bogor.
Menyikapi masalah ini, Ketua Harian Persikabo, Drs. HM, Ridwan Ardiwinata yang saat ini menjadi Dewan Penyantun salah satu LSM anti Korupsi mengatakan, lebih baik semua kalangan insan sepakbola ataupun Pers jangan terlalu memvonis Budi Harto. Apalagi, ia sudah menyatakan minta maaf dan khilaf. Budi juga manusia, makanya jangan terlalu dibesar besarkan persoalan ini.
"Yang namanya manusia pasti tidak akan lepas dari khilaf dan kesalahan. Sekarang Pak Budi sudah minta maaf kepada jajaran pengurus Persikabo. Jadi masalah ini tidak perlu dibesar besarkan lagi. Toh selama ini dia juga punya konstribusi tenaga, waktu dan pemikiran poisitif bagi Persikabo. Budi Harto bukan tipe seorang penghianat," ujar Ridwan Ardiwinata yang tahu hapal betul soal karakter dan kinerja Budi Harto.
Ridwan menambahkan, kalaupun sudah ada tanda tangan dari Budi Harto dalam surat pindah Kahudi Wahyu saat ini, ia menilai Kahudi Wahyu tetap sebagai pemain yang tidak sah saat main dengan Persikabo. Karena pada saat itu atau tanggal 25 Pebruari lembaran perpindahan Kahudi Wahyu belum ada tanda tangan dari Persikabo. Sementara Budi Harto memberikan tanda tangan tanggal 27 Pebruari 2011.
"Saat main dengan Persikabo, Kahudi Wahyu tetap tidak sah. Manajemen dan pengurus tetap bisa memperjuangkan masalah ini ke BLI. Kecuali tanda tangan Budi Harto itu sudah ada sebelum pertandingan Persih lawan Persikabo," tegas Ridwan Ardiwinata yang mengaku bukan membela Budi Harto , tapi semua harus bijak dalam menyikapi semua persoalan.
Sementara itu, Manajer Keuangan Persikabo, H. Rudi Ferdian mengatakan, Persikabo masih bisa meneruskan protes ke BLI dengan cara, General Manajer Persikabo membuat lagi soal risalah tanda tangan yang ada dalam lembaran transfer Kahudi Wahyu saat ini dinyatakan ilegal. Karena yang melakukan tanda tangannya bukan Ketua Umum ataupun General Manajer. Selain itu, tanda tangan yang ada di lembar perpindahan Kahudi Wahyu itu tanggal 27 Pebruari , artinya tanggal dan tanda tangan tersebut tidak akan punya makna penting. Sebab Kahudi Wahyu main lawan Persikabo itu tanggal 25 Pebruari 2011 dan tercatat sebagai pemain ilegal.
"General Manajer jangan terlalu emosi dengan persoalan tanda tangan Budi Harto. Lebih baik Pak Mas'an kembali membuat pernyataan soal protes transfer Kahudi Wahyu dan menjelaskan soal posisi Budi Harto saat melakukan tanda tangan perpindahan itu. Saya pikir Persikabo masih punya kartu AS untuk memenangkan protes ini. Tapi, saya berharap Pak Mas'an untuk lebih tenang dalam menyikapi ini," tegas Rudi Ferdian yang mengaku sempat memarah marahi Budi Harto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar