Jumat, 18 Maret 2011

Brutal

Hujan lemparan botol air kemasan, dan batu mewarnai sepanjang pertandingan Persikabo Kabupaten Bogor kontra Persiraja Aceh di Stadion H.Dimurthala, Lampineung, Kamis (17/3). Laskar Pajajaran akhirnya menyerah 0-2 dengan gol kontroversial. Laga Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia itu berlangsung panas, dan pendukung Laskar Rencong sepertinya marah besar. Persikabo pun mencadangkan dua bomber andalannya, Zaenal Arief dan Jibby Wuwungan khawatir dicederai.
Sejak kedatangan tim ke stadion, bus dilempari batu, dan tomat busuk. Begitu pemain melakukan pemanasan disambut spanduk provokatif yang dibawa keliling lapangan oleh supporter bertulisan merah ‘Darah Dibalas Darah, Persikabo Dibunuh Saja’. Namun mental Persikabo tak ciut. Skuad asuhan Maman Suryaman bermain normal ofensif dan tak kalah agresif.
Sayang laga menarik ternoda dengan ulah provokatif legiun asing Persiraja, Cristian Bekatal yang memancing emosi penonton pada menit ke-10 dengan memukul bek Persikabo Eduard Valuta. Pemain asal Moldova ini hanya tersenyum dengan kelakuan Bekatal. Eduard tampil cemerlang menyapu serangan Persiraja dan cukup membuat tuan rumah terdiam. Hasilnya, pada babak pertama, Persikabo menahan imbang 0-0.
Memasuki babak kedua, lagi-lagi pemain Persiraja, Agus Mulyadi memukul Ilham Hasan pada menit ke-47. Ilham tak membalas karena diredam pelatih. Permainan Persikabo cukup fokus yang membuat frustasi Persiraja. Lini tengah yang dimainkan kapten Cucu Hidayat dan Dede Ariandi telah menyisir bola hingga tak mudah masuk ke lini pertahanan.
Rapatnya barisan Eduard Valuta, Saepulloh Maulana, A.Maulana dan Mu’min membuat Persiraja cari akal. Butuh waktu 63 menit anak-anak asuhan pelatih Herry Kiswanto itu membobol gawang Sukirmanto. Gol itu berawal dari pelanggaran pemain Persiraja hingga kiper asal Langsa itu terjatuh, namun secara cepat bola langsung ditendang Hendra Saputra hingga gol. Sukirmanto pun melancarkan protes, namun tak digubris wasit Ishak.
Tertinggal satu gol membuat permainan semakin menarik. Namun lagi-lagi Persiraja tak menunjukkan sikap tak sportif. Cucu Hidayat diinjak, meskipun sudah tak ada bola. Sengaja mencederai itu terkesan dibiarkan wasit hingga lututnya sobek dan tak bisa meneruskan laga yang digantikan Anton Samba. Pincang di lini tengah, Persiraja menggedor dan Fahrizal Dillah mencetak gol menit 72 hingga Persikabo tertinggal 0-2.
Memasuki menit 75, giliran kiper Sukirmanto yang ditandu ke luar lapangan. Dia tak bisa meneruskan pertandingan karena kakinya ditackling Bekatal hingga digantikan Diki Zulkarnaen. Cyril juga ditarik keluar digantikan pemain muda, Ridwan Awaludin. Pemain asal SSB Cibinong Putra ini sempat mengancam gawang Persiraja menit 84 dengan crossingnya dan tendangan jarak jauh Harri Salisburi menit 88 mengancam gawang lawan. Laga berakhir dengan kemenangan tuan rumah 2-0.

Pelatih Persikabo Dikeroyok

Aksi anarkis kembali mewarnai dunia sepakbola Indonesia dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Ligina saat Persiraja Banda Aceh melawan Persikabo Kabupaten Bogor di Stadion Dhimurtala, Banda Aceh (17/3) kemarin petang. Aksi anarkis yang dilakukan suporter Persiraja tersebut terjadi saat Maman Suryaman akan keluar dari area Stadion.
Saat keluar area Stadion , Maman yang didampingi polisi dan tentara tiba tiba diserang supporter Persiraja sampai babak belur. Sementara polisi dan tentara yang mengawalnya tidak bisa berbuat banyak, bahkan terkesan membiarkan aksi pemukulan tersebut. Aksi anarkis juga bukan hanya menimpa Maman Suryaman, karena beberapa pemain Persikabo seperti Zaenal Arif, Ridwan Awaludin juga mengalami pemukulan dari suporter tuan rumah.
Suporter Persiraja juga melakukan pelemparan kepada bus pemain Persikabo saat mau meluncur ke Hotel Sultan, hingga bus yang ditumpangi para pemain Persikabo mengalami kerusakan yang cukup parah. Disamping itu, beberapa pemain yang ada di dalam bus tersebut terkena pecahan kaca. Bahkan, Ilham Hasan mengalami kerusakan yang cukup parah dibagian lengan kananya.
Maman menambahkan, aksi brutal para penonton Persiraja hampir terjadi sepanjang babak kedua. Bahkan, para pemain Persikabo beberapa kali terkena lemparan batu, pecahan botol dan keramik. “ Saya baru kali ini melihat atmosfir penonton yang brutal. Ini benar benar gila dan parah banget. Ini sudah berada diluar Koridor Sepakbola,” geram Maman yang mengaku timnya melawan 14 orang dalam pertandingan tersebut.
Sementara itu, General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli yang tidak ikut ke Lapangan karena sudah tahu akan diancam dan memilih diam di Hotel mengatakan, sepakbola di Indonesia ini kapan mau tertib dan jauh dari aksi anarkis. “ Kita kalah saja masih diteror dan dikeroyok oleh suporter mereka. Apalagi kalau kita menahan imbang atau menang dari mereka. Mungkin akan lebih parah lagi kejadianya,” ujar Mas’an Djajuli dengan tegas.
Mas’an sendiri mengaku memilih diam di Hotel Sultan dengan Salim Alaydrus, karena ia sudah mendapatkan kabar akan diteror habis habisan oleh suporter Persiraja, Karena saat uji coba lapangan saja dua hari lalu, para suporter Persiraja mencari cari Salim Alaydrus yang dianggap mereka sebagai biang kekalahan tim Persiraja saat bertandang ke Cibinong beberapa waktu lalu.
Dalam pertandingan tersebut Persikabo harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skore 0-2. Dua gol Persiraja yang bersarang kegawang Persikabo yang dikawal Sukirmanto terjadi pada menit ke-63 melalui tendangan Hendra Syahputra dan menit ke-68 melalui Fahrizal Dillah.
“Kedua gol Persiraja itu tidak sah, karena selain off side, pemain depan Persiraja juga melakukan pelanggaran dan menginjak paha pemain belakang Persikabo,” ujar Atu Sumirat, pelatih kiper Persikabo.

Kabomania Kecam Brutalisme Suporter Persiraja

Kelakuan atau tindakan primitif yang dilakukan supporter Persiraja Banda Aceh yang melakukan pengeroyokan dan pemukulan kepada pelatih kepala Persikabo Maman Suryaman dan para pemain lain seperti Zanal Arif, Ridwan Awaludin dll menuai kecaman keras dari Kabomania yang terus memantau perkembangan Tour Persikabo dari Aceh melalui Harian Pakuan Raya. Bahkan, para supporter Kabomania akan meminta kepada Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin untuk melakukan protes terkait insiden anarkis yang menimpa skuad Persikabo saat melakukan away ke kandang Persiraja Banda Aceh.
“Kami dari Kabomania mengutuk keras tindakan anarkis dan bar bar yang dilakukan supporter Persiraja. Padahal saat Persiraja melakuan pertandingan di Cibinong tidak ada kejadian apa apa yang menimpa para pemain ataupun pelatih mereka. Ini sudah keterlaluan. PSSI dan BLI jangan diam saja menyikapi insiden ini. Ini Negara hokum, karena kejadian itu sudah mengarah kepada tindakan Kriminal. PSSI dan BLI harus memberikan sanksi kepada Persiraja. Apalagi saya dengar sepanjang babak kedua pemain Persikabo dilempari batu, pecahan botol dan keramik,” ujar Arif, pentolan Kabomania yang turut mengutuk aksi anarkis para supporter Persiraja Banda Aceh.
Hal yang sama dikatakan, Ketua Umum Kabomania, Dicky Dompas yang mengaku kecewa berat dengan aksi anarkis supporter Persiraja Banda Aceh kepada para pemain dan pelatih Persikabo. Anehnya lagi, kata Dicky, kenapa pihak keamanan dan polisi tidak melakukan tindakan ketika para pemain Persikabo menjadi korban pelemparan yang dilakukan Suporter Persiraja.
“ Saya berharap PSSI dan BLI mau mendengar dan melihat laporan dari petugas wasitnya. Namun, PSSI dan BLI juga harus bisa melakukan tindakan tegas. Bila perlu pengurangan poin Persiraja Banda Aceh. Jujur kami merasa kecewa dengan sikap PSSI dan BLI yang kerap merugikan Persikabo,” imbuh Dicky Dompas.
Sementara itu, Herzon Hezkia salah seorang pengamat sepakbola di Bogor mengatakan, brutalisme dan anarkisme dalam sepakbola di Indonesia harus segera dijauhi. Karena anarkisme saat ini sudah mengarah kepada tindakan melawan hukum. “ Saya dapat laporan kalau pemain dan pelatih Persikabo menjadi korban pemukulan para supporter Persiraja. Saya harap PSSI dan BLI ulah cicing wae menyikapi masalah ini. Karena ini sudah masuk ke wilayah criminal,” beber Herzon dengan tegas.

Korban Anarkis

Turun dengan formasi 3-5-2, Persikabo Kabupaten Bogor kembali harus menerima kekecewaan, kalah 0-2 dari Persiraja Banda Aceh. Kedua gol Persiraja masing-masing diciptakanHendra Saputra pada menit ke-63 dan Fahrizal Dillah di menit 71. Dalam pertandingan yang berlangsung di stadion H. Dimurthala ini berjalan dengan tensi tinggi. Aroma panas sudah terasa sebelum laga dimulai. Sekelompok supporter Persiraja yang turun ke dalam dan berjalan mengelilingi lapangan sembari memajangkan spanduk provokatif bertuliskan “Darah dibalas darah, Persikabo Dibunuh Saja”.
Dan memang benar, hal tersebut bukan sekadar ancaman belaka. Pasalnya sepanjang jalannya pertandingan supporter tuan rumah tak henti-hentinya melempari para pemain Persikabo dengan berbagai benda seperti batu, pecahan kramik dan botol air mineral dan disertai hinaan bernada kasar.
Aksi tak sportif ditujukan punggawa Persiraja dengan mencoba memprovokasi para pemain Persikabo. Hal itu telihat dikartu kuningnya Eduard Valusta yang dianggap mengkasari Christian Bekatal pada menit 11. Pelatih Persikabo Maman Suryaman meminta anak asuhnya untuk tidak terpancing emosi dan tetap fokus pada pertandingan.
Di babak kedua, Persiraja yang harus memenangi pertandingan lantaran langkah PSAP Sigli yang berbeda dua point terganjal oleh Persitara langsung mencoba membuka serangan. Beberapa kali pergerakan Andria yang diplot sebagai wing back kiri mampu merepotkan Mu’min.
Naas bagi Persikabo, gelandang andalannya Cucu Hidayat harus keluar lapangan karena injakan pemain Persiraja di menit ke-62. Cucu sendiri tak mampu meneruskan pertandingan dan digantikan dengan Anton Samba. Wasit sendiri yang melihat kejadian tersebut tidak menghadiahi kartu bagi Andria.
Kehilangan Cucu, permaian Persikabo sedikit kendor. Kondisi ini dimanfaatkan pemain tuan rumah dengan menyisir bagian kiri pertahanan Persikabo yang di jaga Harry Salisburi pada menit ke-63, Agus Mulyadi berhasil menceploskan si kulit bundar yang tak mampu diantisipasi dengan baik oleh Sukirmanto yang pergerakannya dihalangai Betakal.
Gol itu sempat diprotes kubu Laskar padjajaran yang menilai Sukirmanto telah dilanggar terlebih dahulu. Tapi wasit berkata lain dan tetap mensahkan gol tersebut. Gol kedua Persiraja kembali lahir berkat tendangan dari kaki Fahrizal di menit ke-68 setelah mengelabui penjagaan pemain belakang Persikabo.

Semua Pemain Kena Hajar Penonton

Kelakuan suporter Persiraja Banda Aceh memang sudah tidak dapat ditolerir dengan akal sehat. Pasalnya, mereka dengan sengaja melempari ofisial dan pemian Persikabo Kabupaten Bogor saat bertandang ke Stadion H. Dimuthala dengan berbagai benda termasuk batu dan pecahan kramik. Teror yang dilancarkan supporter Persiraja sudah terlihat sejak awak Persikabo memasuki halaman stadion. Berbagai lemparan seperti sudah dikomando dan direncanakan, mereka langsung menimpuki bus yang membawa Laskar Padjajaran.
Namun ternyata aksi tersebut hanyalah sebuah permulaan saja. Puncaknya terjadi pada akhir pertandingan. “Kelakuan mereka seperti barbar saja yang terus menerus diteror,” papar Hari Saliburi yang dalam pertandingan terus menerus di lempari oleh penonton.
Hari juga geram dengan kelakuan para supporter yang menamakan dirinya dengan sebutan SKULL (Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju) yang mengurung ia dan teman-teman hingga 30 menit di dalam Stadion.
Bahkan, meski dikawal ketat pihak kepolisian, Hari dan beberapa pemain Persikabo juga sempat menerima bogem mentah dari para pendukung Persiraja yang memang sudah menunggu tepat didepan pintu masuk utama Stadion tanpa adanya reaksi apapun dari pihak keamanan.
“Polisi banyak tapi tetap saja. Mereka seperti membiarkan kami dipukuli,” kesalnya.
Beberapa pemain seperti Bachtiar, Zaenal Arif, Mu’min dan seluruh ofisial Persikabo juga hampir menjadi samsak amuk pendukung Persiraja. Meski mereka berhasil masuk bus, tetap saja sebagian besar para pemain mengaku terkena pukulan supporter.
Saat pemain Persikabo telah berada di dalam bus, teror masih saja terus dilakukan para pendukung Persiraja dengan melempari kaca dengan batu dan botol air kemasan. Puncaknya, sebuah batu berukuran besar berhasil mengoyak kaca tengah bus bagian kiri yang diisi penyerang mungil, Ilham Hasan.
“Untung saja kena tangan. Coba kalau kena kepala , bukan bocor lagi tapi tamat sudah,” katanya sambil menahan nyeri pada bagian siku lengan kanannya.
Sementara itu, Mu’min sempat menunjukan dan mengumpulkan benda-benda yang dilayangkan supporter Persiraja sebagai bukti. “Untuk di apload di facebook,” candanya seraya menahan amarah.

Siap Penuhi Target

Pemain gaek Persikabo, Sairan yang kini sudah berganti tahta menjadi Pelatih Suratin U-18 Persikabo, sudah menyiapkan program yang akan dijalankannya untuk menggembleng 35 orang pemain hasil seleksi minggu ini. Mantan winger yang identik dengan nomor punggung tujuh itu mengatakan, meskipun ia masih baru menjabat sebagai pelatih, itu tak menjadi beban baginya. Ia bahkan siap untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh manajemen.
“Saya sudah menyiapkan program pelatihan. Melihat kemampuan anak-anak saat ini, saya akan lebih focus pada peningkatan kualitas fisik mereka. Karena itu akan sangat mempengaruhi hasil akhir nanti. Saat ini juga masih ada proses evaluasi. Mereka akan kembali dieliminasi dan menyusut menjadi 25 pemain saja yang memperkuat Laskar Pajajaran Junior itu. Paling lambat akhir bulan ini skuad inti harus sudah terbentuk. Teknik tetap akan diselipkan dalam pelatihan nanti. Tapi porsinya lebih sedikit,” jelasnya kepada Pakar.
Ketidakjelasan waktu penyelenggaraan pertandingan Suratin kali ini, juga sedikit mempersulit program latihan yang Iagendakan oleh Sairan. “Jadwalnya masih belum jelas. Tidak tau akhir Mei atau awal Juni, belum ada jadwal resmi. Tapi untuk saat ini, saya menggunakan deadline tercepat saja dulu. Anggap saja akhir Mei, jadi lebih mudah menyesuaikannya kalau ternyata awal Juni. Saya melihat kualitas anak-anak sebenarnya sudah lumayan baik. Butuh latihan untuk menyatukan saja,” imbuhnya.
Sairan bukan kali ini saja melatih tim. Pada saat kegiatan Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) ia juga melatih kecamatan Gunung Putri.

Kamis, 17 Maret 2011

BAWA SENJATA TAJAM KE LAPANGAN

Sesi uji coba lapangan yang dilakukan awak Persikabo jelang laga kontra Persiraja yang akan di gelar di Stadion H. Dimoerthala, Banda Aceh, Kamis (17/4) di warnai ancaman supporter tuan rumah. Tak tangung-tangung, ancaman yang dilancarkan oknum tak bertanggung jawab tersebut bukan hanya sekedar petasan dan olok-olok ataupun makian saja tapi juga sebuah parang yang jelas-jelas diacungkan sebagai sebuah psywar untuk menjatuhkan mental pemain Persikabo.
Tak pelak, hal tersebut sempat membuat beberapa pemain tersulut emosi. Salim Alaydrus sempat adu cekcok dengan supporter begitu juga dengan kiper Sukirmanto yang memang notabene akrab dengan suasana Aceh. Bahkan gelandang pekerja, Anton Samba pun sempat akan mengejar penonton yang terus menerus mengejeknya. Untungnya aksi Anton tersebut bisa ditahan rekan-rekannya yang lain.
Sayangnya tidak ada satu pun ofisial Persiraja yang mengetahui hal tersebut. Karena hal itu terjadi setelah tim Persiraja meninggalkan stadion setelah melakukan uji coba yang disertai latihan terakhir menjelang pertandingan.
Menurut winger Persikabo, Sony Kurniawan yang juga pernah membela Persiraja, hal tersebut memang bukan sesuatu yang aneh. "Dulu saja saya pernah main disini dan ditimpuki dengan batok kelapa oleh penonton," sebutnya.
Akibat dari tekanan tersebut, ofisial dan manajer Persikabo sempat berencana mundur karena khawatir dengan keselamatan para pemainnya. Namun setelah berdiskusi dengan jajaran pengurus via telepon dan Djoko Driyono, Direktur Utama Badan Liga Indonesia, niat tersebut urung dilaksanakan. "Kami akan tetap bertanding besok," ujar manajer Persikabo, Mas'an Djajuli.
Mas'an juga menegaskan pihaknya juga telah member tahu pressure yang dilakukan para supporter Persiraja tersebut kepada PSSI. "Bahkan saya juga sempat menerima bocoran jika pihak Persiraja telah menyiapkan sejumlah uang denda jika supporter mereka melakukan tindakan anarkis pada pertandingan besok," sebutnya.
Sebetulnya situasi ini memang telah diperkirakan sebelumnya lantaran ancaman yang pernah dilontarkan para pemain Persiraja yang tak puas dengan kekalahan yang mereka di terima ketika bermain di Stadion Cibinong, Bogor (17/1) lalu. Saat itu, laga yang dimenangkan Persikabo dengan skor tipis 4-3 itu berjalan panas.
Puncaknya, Salim Alaydrus sempat memukul pemain Persiraja yang meludahi wasit. Pertandingan pun sempat terhenti beberapa saat. "Lihat saja, akan kami balas nanti di Aceh," ujar salah satu pemain Persiraja saat itu.
Sementara itu, pelatih Maman Suryaman mengatakan akan melihat kondisi para pemainya terlebih dahulu hingga Kamis (17/4) pagi sebelum menentukan siapa saja yang akan diturunkan pada pertandingan nanti.
"Saya akn tetap melihat kesiapan pemain terlebih dahulu karena bagaimanapun kita harus bisa mencuri poin disini untuk tetap memelihara peluang lolos ke Indonesian Super League(ISL) tahun depan," jelasnya.
Menurut hitung-hitungan, jika Persikabo bisa meraih tiga poin pada pertandingan nanti dan menyapu bersih semua partai kandang ditambah dengan satu partai away lagi VS PS Bengkulu, kemungkinan poin yang diraih Persikabo mencapai kuota 40 dan menepati posisi tiga besar.
"Tapi semua itu tergantung dengan empat tim yang sekarang berada di atas kita, yakni PSMS, Persipasi, Persita dan Persih Tembilahan," ujar Pelatih Persikabo Maman Suryaman.

Provokasi Suporter Persiraja Keterlaluan

Guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan menimpa seluruh tim, ofisial Persikabo Bogor akan mengungsikan gelandang sayap mereka, Salim Alaydrus ke tempat yang tidak terendus oleh supporter Persiraja.
Hal ini dilakukan lantaran Salim merupakan salah satu target sasaran kemarahan penduduk Laskar Rencong karena dinilai telah berhasil memprovokasi para pemain Persiraja saat bermain di Stadion Cibinong (17/1) silam.
"Saya, Salim dan juga Sony akan pindah hotel untuk menjaga-jaga hal yang tidak diinginkan. Karena Salim menjadi sasaran supporter Persiraja, sedangkan Sony merupakan salah satu punggawa Persiraja pada putaran pertama lalu," kata Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli.
Keputusan ini diambil Mas'an setelah mendengar laporan dari ofisial tim yang menyebutkan Salim terus-terusan di terror saat Persikabo melakukan sesi uji lapangan pada Rabu (16/4) pagi. "Semua olokan mereka tertuju pada Salim. Bahkan ada beberapa orang yang memang sengaja mencari Salim dan mengeluarkan kata-kata kotor untuk memancing emosinya," tukas Atu Sumirat, Pelatih Kiper Persikabo.
Atu menilai tindakan yang dilakukan supporter Persiraja sudah diluar ambang batas kewajaran. "Mereka bukan hanya mengolok tapi juga merebut semua perlengkapan kami termasuk mencuri air minum yang disobeknya dengan parang yang mereka bawa," tukasnya.
Salim sendiri mengatakan baru merasakan terror yang dilancarkan supoter tim tuan rumah. "Baru kali ini saya menerima perlakuan seperti itu. Ini sudah di luar batas," ujarnya geram. Senada dengan Salim dan Anton Samba, yang sedikit terpancing emosinya mengatakan tindakan puluhan supporter tersebut sudah tidak bisa ditolerir.
Sementara itu, Pelatih Maman Suryaman mengaku telah menekankan kepada pemainnya untuk tetap menjaga emosi. "Saya sudah bilang sama anak-anak untuk tetap satu grup dan tidak terpancing emosi dengan intimidasi mereka," tukasnya.

Rabu, 16 Maret 2011

Iwan: Berikan Kesempatan Pemain Muda

MANTAN Pelatih Persikabo Iwan Setiawan menilai, tim yang kini dilatih Maman Suryaman memiliki kans untuk lolos ISL musim depan. Asalkan, mereka konsisten menjaga ritme permainan.
Menurut dia, komposisi pemain yang ada saat ini, seharusnya menjadi jaminan bagi Persikabo untuk berbicara di Liga Tiphone musim ini.
“Bayangkan saja, tim ini diperkuat pemain seperti Zaenal Arief, Salim Alaydrus, Harry Salissbury dan Sony Kurniawan. Ini merupakan komposisi pemain paling komplet di Divisi Utama musim ini,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor di selasela latihan Persikabo di Lapangan Sintetis Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, kemarin.
Ia menilai, kehadiran tujuh pemain anyar Persikabo berpengaruh besar terhadap permainan tim. Ada perubahan dibandingkan saat putaran pertama lalu. “Namun, sulit bagi mereka untuk mengejar tim lain bila bermain tidak sepenuh hati,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria yang kini menukangi tim Pra PON NAD itu menjelaskan, daya juang dan mental juara harus diperlihatkan skuad Laskar Pajajaran. Bukan hanya di pertandingan kandang, namun tandang juga semangat itu harus tetap dipelihara.
Dalam kesempatan yang sama, Iwan juga menilai, komposisi pemain senior dan junior di Persikabo belum berjalan baik. Hal ini terlihat dari tidak dipakainya pemain asli Kabupaten Bogor dalam line up starting eleven. Mereka hanya menjadi pemanis di bangku cadangan.
“Banyak pemain muda seperti Rojali, Mu’min, Saepulloh, Erik dan Ridwan Awaludin yang layak dikedepankan sebagai pemain inti,” ungkapnya.
Menurut Iwan, bila para pemain muda itu diberi kesempatan, mereka akan menunjukkan kualitasnya sebagai pemain yang patut diperhitungkan di masa mendatang. “Tapi, itu kembali lagi pada strategi pelatih dalam menentukan komposisi tim,” pungkasnya.

Bahtiar Meragukan, Salim Akumulasi

Persikabo Kabupaten Bogor diprediksi menggunakan pola yang sama kala melawan PSAP Sigli, saat menantang tuan rumah Persiraja Banda Aceh di Stadion H Dimurtala, Kamis (17/3).
Pada simulasi di lapangan sintetis Stadion Harapan Bangsa kemarin, Pelatih Persikabo Maman Suryaman menginstruksikan anak asuhnya bermain rapat mengandalkan umpan dari kaki ke kaki. Selain itu, kedua sayap Harry Salisbury dan Sonny Kurniawan diberi arahan untuk melakukan tusukan dari sayap dengan langsung memberikan bola ke Zaenal Arief yang diplot sebagai target man.
Dalam latihan itu, pemain asing asal Nigeria, Okoye Emeka Obiodah dipasangkan dengan Arief dalam susunan pemain inti. Sementara, Jibby Wuwungan bergabung bersama pemain cadangan. Kemungkinan besar, Maman memercayakan satu tempat di lini depan kepada Emeka. Karena saat melawan PSAP, Jibby tak bermain dalam kondisi terbaiknya.
Sementara itu, dua pemain yang absen karena akumulasi kartu kunIng, Cucu Hidayat dan Chiryl Tachna, sudah bisa kembali membela Laskar Pajajaran.
Sayang, Persikabo akan kehilangan Salim Alaydrus karena terkena akumulasi kartu kuning yang diterimanya saat bertandang ke Sigli. Bila Maman kembali menerapkan formasi 3-5-2, Chiryl akan diplot sebagai second striker. Namun, jika pola 4-4-2 yang digunakan, Persikabo bisa memanfaatkan Sony dan Harry sebagai pengumpan bagi lini depan.
Selain dipusingkan dengan absennya Salim, skuad kebanggaan Kabomania itu tampaknya juga tidak akan diperkuat pemain belakang Bahtiar yang cedera otot paha kanan usai dikalahkan PSAP 0-2.
Dokter Tim Persikabo, Nurhakim Basuki mengatakan, kondisi Bahtiar saat ini masih baik. Tinggal menjalani proses penyembuhan saja. “Untuk menyembuhkan cedera yang dideritanya, kami melakukan fisioterapi dengan harapan ia dapat pulih secepatnya,” ujarnya.
Namun Nurhakim belum bisa memastikan apakah Bahtiar dapat bermain atau tidak. Karena peluangnya untuk membela tim masih 50-50. “Nanti akan dilihat lagi sehari jelang pertandingan, apakah sudah pulih atau masih meragukan,” jelasnya.
Bahtiar yang ditemui Radar Bogor usai santap siang mengaku, siap diturunkan kapan saja oleh pelatih. “Meski masih proses pemulihan, saya harap bisa main melawan Persiraja,” pungkasnya.

"Sayonara Superliga"

Impian masuk kasta tertinggi kancah sepakbola nasional seperti Superliga, mungkin tak hanya menjadi impian Ketua Umum Persikabo, pengurus, manajemen dan Kabomania saja. Akan tetapi angan angan untuk menyaksikan Persikabo tampil dalam Superliga secara tidak langsung akan menjadi impian semua masyarakat Kabupaten Bogor yang berasal dari 40 Kecamatan yang ada.
Namun, impian tersebut kini hanya angan angan yang tak pernah berujung. Mengingat target masuk Superliga sudah semakin tertutup. Karena hingga saat ini Jibby Wuwungan dkk hanya mengemas 22 poin dan bercokol pada urutan ke-7. Sementara untuk menembus Superliga, Persikabo minimal harus merangsek ke posisi dua besar klasmen akhir wilayah barat. Sedangkan saat ini saja, posisi lima besar wilayah barat ditempati PSAP Sigli dengan 37 poin, Persiraja ( 35 poin), PSMS (30 poin) , Persipasi 28 (poin) dan Persih 28 (poin).
Persikabo sendiri menyisakan 7 kali partai lagi dengan 2 tandang ke Persiraja dan Bengkulu. Sedangkan lima laga kandang Persikabo akan meladeni PSLS, PSSB Bireun, Persitara, PSMS dan Pro Titan. Jika Persikabo mampu memetik poin dalam 7 kali pertandingan yang tersisa, poin Persikabo jumlahnya hanya akan mencapai 43 poin. Dengan 43 poin tersebut belum tentu Persikabo bisa ke Superliga. Pasalnya, lima tim yang bercokol dalam lima besar itu sudah barang tentu akan terus bertambah. Sangat mustahil kalau PSAP dan Persiraja mengalami kekalahan semua dalam sisa laga di putaran kedua
Perincian detail tentang poin jumlah tim yang ada di Wilayah Barat terutama tim tim pesaing Persikabo tersebut menandakan peluang Persikabo masuk ke Superliga sudah terutup rapat rata. Boleh dikatakan masyarakat bola di Kabupaten Bogor sudah harus siap siap mengucapkan " Sayonara Superliga".
Disamping itu, Perjalanan Persikabo tahun ini dianggap sebagai yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Sebab tim ini bisa saja tidak akan masuk empat besar. Padahal, tiga tahun terakhir ini, Persikabo selalu masuk ke tiga atau empat besar. Bahkan Persikabo sempat masuk dalam babak 8 besar dua tahun lalu.
Apakah ada yang salah dengan manajemen perekrutan pemain Persikabo pada awal musim, atau apakah ada yang salah dalam pembentukan manajerial tim Persikabo musim ini. Bisa jadi, kegagalan tim ini karena ada faktor internal sendiri ada yang tidak suka Persikabo masuk Superliga.?
Sementara kalau berbicara anggaran keuangan Persikabo, tim Laskar Pajajaran ini boleh dikatakan tim yang selalu diguyur dengan uang yang tidak sedikit.
Lantas kenapa guyuran uang yang deras itu malah kalah dengan tim yang selama ini kerap mengeluhkan financial seperti PSAP, Persiraja, Persipasi, PSMS dan juga Persih Tembilahan. Pasti ada benang yang terputus dari agenda besar Ketua Umum Persikabo, Drs. H, Rachmat Yasin,MM dengan jajaran dibawahnya, hingga Persikabo masih belum bisa terlepas dari kubangan lumpur internal. = Asep Syahmid Pangrango

awas ! eleh deui

Persikabo Kabupaten Bogor wajib meraup tiga poin penting dalam laga kontra Persiraja Banda Aceh, Kamis (17/4) besok. Pasalnya laga away kedua dalam tour Aceh ini merupakan pertandingan yang amat vital dan dapat menjadi penentu nasib tim berjuluk Laskar Padjajaran tersebut menembus Indonesian Super League (ISL) musim depan. Apakah dalam duel lawan Persiraja Banda Aceh ini, Persikabo akan eleh deui ???.
Maman Suryaman pelatih kepala Persikabo mengatakan, jelang laga perdana melawam PSAP Sigli kemarin lusa. "Kita harus mencuri poin disini. Karena menurut hitung-hitungan jika bisa menang di Aceh, peluang kita cukup terbuka untuk lolos meski kita juga tetap harus melihat hasil dari tim lainnya yang ada diatas kita. Selain itu, saya juga membantah keras dengan judul pemberitaan media lokal di Bogor yang mengatakan, Eleh Oge, Maman Puas. Siapapun pelatihnya tentu tak akan pernah puas jika timnya gagal merebut poin. Jujur saya sendiri sampai saat ini merasa tidak pernah puas dengan hasil yang diraih Persikabo saat melakoni Away," ujarnya.
Maka dari itu, partai lawan Persiraja ini menjadi ajang penentuan bagi klub kebanggaan masyarakat Bogor tersebut untuk bisa meraih maksimal demi menjaga target yang telag diusung sejak jauh-jauh hari tersebut.
Hal tersebut tercermin dalam keseriusan pemain mengikuti sesi latihan yang digelar di Lapangan Harapan Bangsa, Selasa (15/4) pagi kemarin. Latihan yang dimulai dengan pemanasan ringan tersebut, Maman mengistruksikan mengintruksikan pemainnya untuk fight demi mencuri poin penuh.
"Kita harus bisa mencuri poin disini. Ini kesempatan kita untuk bisa menembus Indonesian Super League (ISL) tahun depan. Jika tidak, tamatlah kita," ujarnya memotivasi para pemain Persikabo.
Dalam sesi latihan tersebut, Maman juga memanfaatkannya dengan melakukan simulasi pertandingan. Tim dibagi dua dan hanya dibedakan dengan rompi latihan saja. Simulasi ini juga merupakan gambaran awal mengenai strategi yang akan dipakai Maman dalam pertandingan nanti.
Dari pantauan Pakar pada sesi latihan Persikabo, nampaknya Pelatih Maman Suryaman akan mengganti strateginya dengan menggunakan pola 4-4-2 dengan mengandalkan duet Jibby Wuwungan dan Ilham Hasan di sektor penyerangan dan ditopang Cucu Hidayat serta Cyril Tchana di tengah.
Sedangkan diposisi belakang Maman sepertinya akan menurunkan Eduard Valusta yang akan dipasangkan dengan Maulana lantaran Bachtiar masih berkutat dengan cedera otot paha yang didapatnya pada laga sebelumnya.
"Kita masih melakukan serangkaian tes untuk Bachtiar. Hari ini (15/4), ia akan melakukan fisioteraphy. Dan belum bisa dipastikan apakah ia bisa tampil atau tidak," ujar dokter tim Persikabo, Nurhakim melalui telepon selulernya. Kondisi Persikabo juga semakin timpang dengan hukuman akumulasi kartu yang didapat gelandang elegannya, Salim Alaydrus lantaran kartu kuning yang didapatnya pada laga VS PSAP Sigli, Minggu (13/4) kemarin.

iwan setiawan kangen atmosfir persikabo

Mungkin bagi sebagian besar masyarakat Bogor, seorang Iwan Setiawan bukanlah sosok yang aneh lagi. Pasalnya pria berbadan gempal itu pernah semusim menangani Persikabo musim 2009/2010. Saat itu, Persikabo hampir dibawanya lolos ke Indonesian Super League (ISL) meski ketika itu Persikabo dikenakan pengurangan angka (-3) akibat kasus transfer pemain.
Kehadiran Iwan Setiawan ini dalam sesi latihan Persikabo di Lapangan Harapan Bangsa, Banda Aceh menjadi ajang reuni kecil bagi mantan anak asuhnya terutama bagi pemain asli Kabupaten Bogor seperti Mu'min, Saepulloh dan Erik yang sempat menjadi anak asuhnya pada musim lalu.
Diakui Iwan, kedatangannya ke lapangan hanya untuk bersilaturahmi dengan para pemain Persikabo dan tidak ada maksud lain. "Saya hanya kangen saja dengan anak-anak. Apalagi saya sendiri masih kangen dengan atmosfer Bogor. Jujur saya sempat menangis jika kangen akan Bogor," aku Iwan kepada Pakar, Selasa (15/4).
Dalam kesempatan itu, Iwan juga sedikit mengomentari performa Persikabo yang dinilainya sudah banyak mengalami kemajuan. Ia menyebut dengan kualitas pemain yang dimiliki, Persikabo seharusnya layak masuk menjadi salah satu kontestan ISL.
Namun, Iwan juga sedikit menyesalkan start awal yang buruk Persikabo musim ini yang menyebabkan posisi Laskar Padjajaran seperti terseok-seok di papan tengah Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini. "Banyaknya kekalahan yang dialami Persikabo pada awal kompetisi memang sedikit menyulitkan posisinya saat ini untuk lolos ke ISL" ujar pria yang juga tercatat sebagai salah satu pengurus Pengprov DKI ini.
Ia memuji langkah tepat yang diambil manajemen klub untuk mereposisi skuad pada pertengahan musim lalu. Grafik permainan Persikabo terlihat meningkat secara signifikan saat memasuki putaran kedua ini. "Secara umum, Persikabo kini sudah mengalami banyak perkembangan. Apalagi dengan materi yang ada sekarang. Sangat layak bagi Persikabo untuk lolos," katanya.
Di sisi lain, Iwan juga mengatakan performa striker andalan Persikabo, Jibby Wuwungan bisa sangat menentukan langkah tim. Jibby sendiri dinilai Iwan sebagai striker yang mampu mengubah situasi di lapangan dengan penampilannya terkadang bisa sangat mengejutkan.
"Jibby striker yang bagus. Ia bisa tampil mengejutkan dengan tiba-tiba melesatkan gol pada situasi tertentu. Apalagi dengan dipadukan dengan Zainal Arif, mereka bisa menjadi duet maut di Divisi Utama," sebut Iwan yang juga pernah menangani Jibby musim lalu.

Sairan Pemain Pintar

Eks pelatih Persikabo Bogor musim 2009/2010, Iwan Setiawan mengaku sangat mengagumi kemampuan Sairan. Ia menilai pemain yang kini didaulat menjadi salah satu asisten pelatih itu merupakan pemain yang cerdas dan tidak ada duanya.
"Saya sangat mengagumi Sairan. Tidak ada pemain di Liga Indonesia seperti Sairan. Tipikal gaya permainanya yang cerdas ditambah visinya dalam membaca permainan sungguh menakjubkan," pujinya ketika ditemui Pakar di Lapangan Harapan Bangsa, Selasa (15/4).
Bahkan saking gandrungnya terhadap Sairan, Iwan rencananya akan membawa pemain sayap tersebut untuk merumput di Persih Tembilahan pada awal musim ini. "Saya sempat akan mengajaknya untuk bermain di Tembilahan. Tapi sayang, Sairan merupakan salah satu pemain yang tidak boleh dibawa oleh manajemen Persikabo," terangnya.
Iwan sendiri mengatakan Sairan merupakan pemain sayap yang sangat piawai dalam memberikan umpan crossing yang sangat memanjakan penyerang untuk menceploskan bola ke gawang lawan. "Dia bisa melepaskan bola melewati beberapa pemain belakang lawan dan menempatkan bola pas dalam jangkauan striker untuk kemudian dikonversi menjadi gol," sebutnya.

Selasa, 15 Maret 2011

Lupakan PSAP,Fokus ke Persiraja

Winger Salim Alaydrus sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit Puji Syukur Supraitno yang memimpin duel Persikabo VS PSAP Sigli, Minggu (13/4) kemarin. Ia menilai kinerja korps baju hitam asal Jakarta Selatan tersebut kurang jeli dalam melihat berbagai kejadian yang terjadi pada laga yang berlangsung di Stadion Kuta Asan tersebut.
Puncak kekecewaan Salim pada wasit terjadi sesaat setelah terjadinya gol pertama PSAP yang dicetak Osas Saha pada menit 60. Ia menilai seharusnya gol tersebut tidak perlu terjadi lantaran sang pencetak gol telah berada di posisi offside.
Dalam protes yang dilancarkannya tersebut, Salim harus menerima kartu kuning lantaran dianggap terlalu berlebihan oleh wasit. "Makanya saya langsung menyusul Jarot yang lebih dahulu menghampiri hakim garis untuk menanyakan hal tersebut," ujarnya ketika ditemui Pakar di hotel tempat tim Persikabo menginap sesaat setelah pertandingan.
Ia juga menyebut banyak kebijakan wasit yang merugikan timnya. Terutama terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan tim tuan rumah terhadap rekan-rekannya yang lain. "Emang wasit kita amah euweuh nu baleg,"ketusnya penuh kecewa.
Sementara itu, kapten Persikabo Zainal Arif mengaku tidak begitu aneh dengan perlakuan wasit terhadap tim tamu. Menurutnya hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di persepakbolaan Indonesia. Ia juga mengaku kecewa dengan kepemimpinan wasit saat mengesahkan gol pertama tuan rumah. "Ya, seharusnya offside. Posisi pemain PSAP itu berjarak 2 meter dari defender kami," katanya.
Arif juga mengatakan ia telah mencoba untuk meredam emosi rekan-rekannya yang melakukan protes terhadap keputusan tersebut meski ia tahu hal tersebut tidak akan merubah hasil pertandingan. "Saya sudah bertanya baik-baik kepada wasit tapi ya begitulah sepakbola terutama bagi tim tamu. Jadi tak aneh jika kita dikerjai dan kita juga harus kerjai mereka di kandang," kesalnya.
Namun begitu, Arif juga menekankan kekalahan melawan PSAP harus segera dilupakan rekan-rekannya karena Kamis (17/4), Persikabo sudah ditunggu saudara muda PSAP, Persiraja Banda Aceh. "Kita harus segera fokus pada partai selanjutnya di Banda Aceh," tegasnya.

Senin, 14 Maret 2011

kekalahan ketujuh

Stadion Kuta Asan, Kabupaten Pidie jadi laga angker bagi tim tamu. Psiwar penonton yang mengharamkan tuan rumah kalah cukup mempengaruhi penampilan pemain. Tidak ada tusukan-tusukan atau crossing Persikabo yang mengancam gawang lawan yang kerap ditunjukan Harri Salisbury dan Sony Kurniawan, serta permainan dari kaki ke kaki kerap kehilangan bola karena dipotong lawan dan salah passing.
Justru Persikabo menuding wasit telah memberikan keputusan keputusan kontroversial. Hingga predikat jago kandang disandang Persikabo Kabupaten Bogor setelah dikalahkan PSAP Sigli 0-2 pada kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia, Minggu (13/3). Dengan hasil ini, Laskar Pajajaran menambah daftar kekalahan ke-7 kalinya, dan mencatat tak pernah menang bermain di kandang lawan. Persikabo menyisakan dua away lagi dengan Persiraja dan PS Bengkulu.
Menghadapi pemuncak klasemen sementara grup I, Persikabo tak berkutik dengan dua gol yang diborong Osas Saha menit 60 dan 92. Persikabo pun gagal lolos menghindari lubang jarum kedua. Seperti tak punya nyali, Persikabo bermain negative football pada babak pertama dengan menumpuk pertahanan dan sesekali melakukan counter-attack. “Instruksi saya padahal bermain normal,” ujar pelatih Persikabo, Maman Suryaman.
Persikabo mendapat peluang menit 25 dari skema one-two Salim Alaydrus ke Zaenal Arief yang diteruskan Jibby Wuwungan. Sebaliknya, meski PSAP sempat dibuat frustasi membongkar pertahanan M.Bahtiar, A.Maulana dan Eduard Valuta, kiper Persikabo Sukirmanto tetap bejibaku mengamankan gawang dari serangan Laskar Aneuk Nanggroe melalui umpan silang sebanyak 5 kali. Hanya saja wasit Puji Suprayitno asal Jakarta Selatan diprotes skuad Persikabo karena gol Osas Saha dianggap off-side pada menit 60. Eduard sempat menutup pergerakan Saha hingga dia terjatuh, namun bola meluncur deras hingga disahkan wasit 1-0 untuk PSAP. Salim yang protes ke wasit pun diganjar kartu kuning.
Persikabo mencoba bangkit dan peluang dari Jibby lagi setelah overlaps Maulana pada menit 65, disusul peluang Ilham Hasan berpeluang dari tandukannya menit 78 setelah umpan Salim. Ilham masuk menggantikan Jibby Wuwungan menit 67. Hanya saja Bahtiar ditandu ke luar lapangan setekah ditackling pemain PSAP dan digantikan Saepulloh Maulana. PSAP pun membalasa gempuran Persikabo dengan peluang menit 76 dari Ferry Komol dari bola liar hasil tendangan Suryadi. Peluang mendebarkan PSAP terjadi lagi menit 87 dari Osas Saha yang melewati lini belakang, namun tendangannya melambung.
PSAP bersorak girang memasuki injury-time. Umpan Sukman Suib menit 92 diteruskan tendangan Osas Saha di luar kotak 16. Kali ini kiper Sukirmanto tak sempurna menangkap bola tendangan pemain asing asal Kamerun itu membobol gawangnya hingga Persikabo menyerah 0-2. Hasil itu mengecewakan pelatih Maman Suryaman. “Saya malas bicara wasit, tapi gol pertama PSAP memang off-side,” ujar Maman. “Jaraknya dua meter,” sambung kapten Zaenal Arief.

Eduard Mau Makan Apa Saja

Posisinya sebagai center bek, Eduard Valuta jadi sorotan head-coach Persikabo Maman Suryaman. Sejak bergabung di putaran kedua Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia, Februari lalu, pemain asal Moldova telah menarik perhatian tim pelatih. Eduard dinilai memiliki sikap adaptasi yang tinggi. “Dia mau belajar menyesuaikan dengan tim,” ungkap Maman.
Tidak hanya itu, pelatih juga tak kesulitan mengarahkan pemain bernomor punggung 56 ini, Eduard mau memakan apa saja makanan yang dihidangkan, termasuk saat berada di Kota Pidie, Sigli. Di Grand Blang Asan Hotel yang menyuguhkan makanan daerah, dia tampak tak canggung. “Masakan di mes juga dia mau. Ini pemain yang tak olokan,” jelas Maman.
Saat latihan dan keseharian, Eduard yang tak fasih bahasa Inggris dan satu dua kata bahasa Indonesia, tetap menggunakan bahasa Indonesia meski terkadang ‘dikerjain’ rekan-rekannya dengan kata-kata yang tak seharusnya. Tetapi Eduard tak mudah tersinggung dan mau bercanda. “Kemajuan dia besar,” tandas Maman yang puas terhadap penampilannya cukup disiplin menjalankan skema pertandingan.
Saat ditanya Eduard telah bisa bertanya ada apa. Namun selebihnya ya ya ya dia sendiri tak mengerti dengan mengerutkan dahi. Meski demikian dia cukup mengerti istilah sepakbola sehingga mampu mencerna instruksi pelatih. Di mata rekan-rekannya, Eduard sangat berbeda dengan defender Nanmi Hughes yang dicoret. “Saya salut dengan keberanian pemain asing. Mau belajar bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Dia kadang bawa kamus dan catatan yang bertanya sana-sini sesukanya,” kata kapten Zaenal ‘Abo’ Arief.
Meski Eduard cukup terbuka, pemain asing lainnya asal Kamerun, Cyril Tchana lebih pendiam dan berbicara seperlunya. Meski begitu Tchana diterima di tim karena juga tak alergi bercanda dan sesekali bersikap konyol yang mengundang senyum.

Lagi, Salahkan Wasit

Kekalahan Persikabo Kabupaten Bogor atas PSAP Sigli sebenarnya tak perlu terjadi, andai wasit bisa bersikap tegas. Banyak pelanggaran yang terjadi di lapangan, tapi hanya dua kartu kuning yang dikeluarkan dari kantong Puji Suprayitno. Dan itu diberikan kepada pemain Persikabo, Salim Alaydrus dan Jarot.

Kapten Laskar Pajajaran Zaenal Arief mengatakan, kekalahan ini tak perlu terjadi jika permainan berjalan normal. “Banyak pelanggaran keras dilakukan terhadap kami, tapi wasit tak mengeluarkAn peringatan keras kepada pemaiN lawan,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor usai laga, kemarin.

Mantan pemain Persisam Putera Samarinda ini menilai, secara keseluruhan permainan timnya berjalan cukup baik. Hanya, faktor ketidaktegasan wasit membuat Persikabo harus menyerah. “Mau protes keras toh nggak ada gunanya. Bisabisa malah kami diserang penonton Sigli,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan pemain depan Jibby Wuwungan. Menurut dia, faktor lapangan juga berpengaruh besar terhadap permainan tim. “Rumput tidak rata, sehingga umpan-umpan pendek kerap tak efektif,” bebernya.

Jibby juga mengeluhkan kepemimpinan wasit yang dinilainya terlalu berpihak kepada tuan rumah. Ia mengungkapkan, saat Persikabo melakukan pelanggaran, wasit bersikap tegas. Tapi sebaliknya, kepada pemain tuan rumah sang pengadil hanya memberi peringatan. “Saya lihat sendiri bagaimana sikap wasit. Ini tidak seharusnya terjadi di sepakbola,” pungkasnya.

Tersendat

Perjalanan Persikabo menembus Indonesia Super League (ISL) kembali tersendat. Ini setelah Laskar Padjajaran dikalahkan PSAP Sigli 2- 0 (0-0) di Stadion Narasinga Pidie Nanggro Aceh Darusaalam, kemarin. Striker Moses Saha memborong gol untuk tuan rumah pada menit 60 dan 91.

Hasil ini menempatkan Persikabo di papan tengah klasemen sementara grup I dengan nilai 22, terpaut 15 poin dari PSAP Yang mengokohkan dirinya di posisi teratas.

Tampil dengan target harus menang, anak-anak Bogor bermain penuh beban. Strategi preasure ketat yang coba diterapkan pasukan Maman Suryaman tak berjalan di lapangan. Tim tuan rumah justru menguasai lini tengah dan mengurung Persikabo hingga sepertiga lapangan lawan.

“Anak-anak tak bisa main lepas. Mungkin karena terus ditekan lawan,” kilah Maman usai pertandingan.

Penampilan buruk Puji Suprayitno yang memimpin pertandingan makin menjatuhkan mental Zaenal Arif dan kawankawan. Wasit asal Jakarta Selatan itu dinilai terlalu memihak tuan rumah.Ini terlihat dari gol pertama Moses yang berbau offside. “Moses jelas-jelas terkena jebakan offside, tapi kenapa wasit mengesahkan gol itu? Ini kan aneh, wasit berat sebelah,” tegasnya. Meski gagal merebut poin, Maman memuji pasukannya yang bermain penuh percaya diri.

Dia berharap di pertandingan berikutnya Persikabo bisa merebut poin dan membuka peluang kembali masuk ke ISL. “Masih banyak pertandingan yang harus dijalani. Kita tidak boleh menyerah. Yang penting anak-anak masih punya komitmen untuk meloloskan tim ini ke ISL musim depan,” ujar mantan pembesut Persija Jakarta itu.

Maman: Eduard Pemain Unik

Kemampuan pemain anyar Persikabo Eduard Valutsa sebagai defender tangguh, telah memukau pihak manajemen. Meski baru pertama kali merumput di Indonesia, stoper timnas asal Moldova itu dinilai mampu beradaptasi dalam tim dengan cepat.

Pemain berpostur 188 cm/78 kg itu merupakan palang pintu andalan Laskar Pajajaran untuk menahan serangan tim lawan. Tak pelak lagi, kehadirannya membawa pengaruh positif dalam setiap pertandingan yang dilalui Laskar Pajajaran.

Pelatih Persikabo, Maman Suryaman mengatakan, Eduard memiliki tipikal gaya bermain khas Eropa Timur yang cepat dan tangguh. Hal ini menjadi keunggulan Eduard. Ditambah dengan postur menjulang tinggi, ia menjadi momok menakutkan bagi pemain depan lawan.

“Pemain ini dengan cepat mampu beradaptasi dalam atmosfer sepakbola Indonesia. Dan hal ini jarang dimiliki setiap pemain asing,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, Eduard sangat unik. Karena bisa menyatu dalam tim, sehingga ia sangat disukai pemain lainnya. “Walaupun masih agak canggung dengan budaya Indonesia, tapi ia mau belajar bahasa meski kadang sering diajari kosakata yang salah oleh pemain lain,” imbuh mantan allenatore Persiraja Banda Aceh ini.

Apalagi, sambungnya, dalam hal adaptasi makanan, Eduard tak mengalami kendala. Untuk pemain asal Eropa, masalah makanan menjadi salah satu penyebab sulitnya mereka berkembang dalam tim. Berbeda dengan pemain Afrika yang bisa beradaptasi dengan cepat. “Eduard jelas beda. Dalam sehari saja, segala macam makanan mampu disantap lahap,” imbuhnya.

Hal senada diucapkan General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli. Menurut pria berjuluk Raja Midas itu, Eduard adalah pembelian tersukses selama dirinya menjabat manajer tim.

“Label sebagai pemain timas di negaranya, tidak membuat Eduard besar kepala. Justru ia ingin membantu tim memenangi setiap pertandingan,” jelasnya.

Mas’an mengharapkan agar Eduard bisa menjadi contoh bagi pemain muda Persikabo agar mereka dapat berkembang baik dan berkontribusi bagi tim.

Mental Jeblok, Persikabo Tumbang

Maman Suryaman ternyata masih belum bisa memberikan hadiah kemenangan tandang bagi Persikabo. Hal ini sama seperti yang dilakukan pelatih terdahulunya yakni Meiyadi Rakasiwi. Dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Ligina Wilayah Barat, Minggu (13./3) di Stadion Kuta Asan, Persikabo Kabupaten Bogor harus mengakui keunggulan PSAP Sigli dengan skore 0-2. Hal ini menandakan mental bertanding away Persikabo masih jeblok dan harus menjadi bahan evaluasi pengurus dan manajemen dimasa yang akan datang. Apalagi Persikabo belum satupun menggenggam kemenangan dalam laga tandang pada musim ini. Padahal, saat dipegang Iwan Setiawan atau Suimin Diharja, Persikabo termasuk tim yang kerap menang dalam laga tandang. Ada apa dengan semua ini ?
Kekalahan tersebut secara tidak langsung mematahkan rentetan kemenangan Persikabo dalam Divisi Utama karena harus terhenti ditangan PSAP Sigli. Dua gol tim berjuluk Aneuk Nanggroe tersebut dilesatkan pemain asingnya, Osas Saha masing-masing dimenit 60 dan 91.
Pertandingan yang berjalan dibawah teriknya matahari Aceh tersebut, tim tuan mampu mendonimasi permainan sejak awal peluit ditiupkan wasit Puji Syukur Supraitno. Hal tersebut dapat dilihat dari pressure yang dilakukan sayap kanan PSAP yang dikawal Suryadi Karmuddin.
Hasilnya sebuah solorun yang dilakukan penyerang asal kamerun, Osas Saha yang berhasil melewati Edward Valuta sempat mengancam gawang Persikabo. Namun tendangannya masih mampu disapu bersih Bachtiar dan melahirkan tendangn pojok pertama bagi PSAP. Beberapa kali PSAP mampu menekan Persikabo namun mampu diamankan kiper. Seakan tersentak oleh serangan cepat lawan, Persikabo yang menurunkan duet Jibby Wuwungan dan Zainal Arif ini langsung menekan pertahanan PSAP.
Arif mencoba mengambil inisiatif dengan melakukan tentang langsung ke gawang lawan namun saying bola sepakannya melebar jauh dari kiper PSAP yang dikawal Fahrur Rozi. Tendanganm arif tersebut menjadi satu-satunya peluang yang didapatkan Persikabo. Hingga peluit babak pertama dibunyikan pertandingan masih bertahan dengan skor kacamata.
Babak kedua berjalan, sadar dengan kurang gregetnya lini depan, pelatih PSAP, Anwar yang baru kembali dari kursus kepelatihan lisensi A Nasional di Magelang langsung mengganti strategi dengan memasukan Pondra dan menarik keluar Sayuti.
Semenit kemudian, PSAP kembali melancarkan serangan. Alhasil, dimenit enam puluh, lewat serangan balik cepat , sontekan Saha yang memanfaatkan umpan daerah Pondra mampu merobek jala Sukirmanto. Skor 1-0 untuk PSAP. Goal kembali dicetak Saha pada menit 90’. Kedudukan 2-0 pun bertahan hingga usai pertandingan.

Eleh Oge, Maman Puas

Kendati harus mengakui keunggulan PSAP Sigli 0-2 dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Ligina, Minggu (13/3), Pelatih Persikabo, Maman Suryaman mengaku tetap puas dengan masuknya beberapa muka baru di Laskar Pajajaran.
"Bagaimanapun juga masuknya mereka memberikan semangat yang bagus di tim. Walau pada awalnya kami mengincar pemain lain seperti Pablo Frances dan Gilang Angga," kata Maman kepada Pakar,kemarin.
Ketujuh pemain baru dalam tubuh Persikabo diantaranya, Harry Salisburi, Sony Kurniawan, Bachtiar, Edward Valusta, Emeka Obdiah, Maulana dan kipper gaek, Sukirmanto ditambah Ridwan Awaludin yang digadang menjadi salah satu bintang Persikabo di masa depan.
Maman juga memuji penampilan duet Bachtiar dan Edward Valuta sebagai pemain yang pas untuk memperkokoh lini belakang timnya. Meski belum menunjukan permainan yang optimal tapi setidaknya keduanya pemain tersebut mampu memberikan rasa aman bagi rekan-rekannya.
Khusus Valuta, Maman mengatakan kontribusinya dalam tim sangat baik bahkan proses adaptasi pemain asal Moldova tersebut cukup cepat untuk ukuran pemain asing asal Negara-negara Balkan yang notabene memiliki kesulitan dengan kondisi di Indonesia.
"Valuta menunjukan dirinya sebagai pemain professional. Bahkan diluar penampilannya yang sudah bisa menyatu dengan pola dan ritme permainan tim, ia sendiri sudah bisa adaptasi dengan makanan-makanan Indonesia," sebut Maman.
Mengenai Ridwan, Maman juga menilai pemain ini memiliki masa depan yang cerah. Visi bermain dan skilnya yang cukup mumpuni bisa menjadi modal bagi Ridwan untuk menunjukan kelasnya. Namun, Maman juga berpesan agar Ridwan tidak besar kepala untuk memuluskan karirnya di dunia sepak bola.

Ulah Eleh Wae

Kekalahan yang dituai oleh Laskar Pajajaran di Sigli, Aceh saat kontra PSAP di lapangan Kuta Asan, Sigli sedikit disesalkan oleh Kabomania yang memantau dari Bogor mengenai hasil pertandingan Minggu (13/3) itu. Namun supporter fanatik Persikabo itu terus memberikan dukungan kepada Persikabo melalui akun facebook Persikabo Online dan Persikabo Bogor Lovers. Kabomania berharap, timnya bisa menang dalam laga selanjutnya saat menghadapi Persiraja, Kamis (17/3) mendatang.
"Mau kalah atau menang Persikabo tetap nu aing," seru salah Azzy, salah satu Kabomania. Sementara itu, di temapt terpisah, salah satu pencinta dan pemerhati Persikabo, Kusnadi mengatakan target ISL tampaknya akan semakin jauh dengan kondisi Persikabo saat ini. Bisa bertahan dalam Divisi Utama Liga Indonesia saat ini saja, sudah merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat Laskar Pajajaran yang pernah menemani Persires di papan bawah di awal musim ini.
"Tim ini belum bisa membuat kejutan, jadi memang agak berat buat ke ISL. Tapi saya tetap mengikuti dan menyemangati tim ini. Sudah terlanjur cinta sih," ujar Kusnadi sembari berseloroh.
Hasil laga Persiraja menjamu Persitara dengan hasil 5-1 di Stadion H. Dhimursala, Minggu (13/3) kemarin juga sedikit mengkhawatirkan. Kabomania mencemaskan pesta gol Laskar Rencong itu akan kembal terulang pada saat Persikabo bertandang ke sana.
"Terus terang kami sedikit cemas dengan aksi balas dendam Laskar Rencong. Karena mereka seakan tidak terima dengan hasil saat di Stadion Persikabo Cibinong. Jangan sampai pesta gol itu terulang lagi," ujar Dicky Dompas, Ketua Umum Kabomania.