Jumat, 11 Maret 2011

Ajang Pembuktian Emeka Obidiah

Lawatan Persikabo Kabupaten Bogor ke tanah rencong pekan ini harus menjadi ajang pembuktian bagi sosok Oyoke Emeka Obidiah, mantan bomber Persiraja Banda Aceh yang saat ini merumput bersama Persikabo Kabupaten Bogor. Emeka sendiri hingga saat ini belum satupun memberikan konstribusi gol bagi Laskar Pajajaran. Pemain asal Nigeria tersebut masih kalah bersinar dari tiga bomber lokal milik Persikabo yakni Zaenal Arif, Jibby Wuwungan dan Ilham Hasan.
“Saya akan mencoba Emeka untuk main dari menit pertama saat melawan PSAP dan Persiraja Banda Aceh. Mudah mudahan, Emeka bisa menunjukan kualitasnya sebagai bomber asing yang memang layak menggantikan peran JP Boumsong,” sergah Maman Suryaman, pelatih kepala Persikabo kepada Pakar dengan tegas.
Maman menambahkan, saat lawan Persiraja nanti, harus dijadikan momentum terbaik bagi Emeka untuk tampil all out dan maksimal bagi Persikabo. “Emeka harus menunjukan kualitas terbaiknya dihadapan para pendukung dan official Persiraja Banda Aceh yang telah membuang dia beberapa waktu lalu,” papar Maman.
Dalam hal yang sama, Emeka Obidiah yang saat lawan Persipasi Bekasi menjadi cadangan dan tidak bermain mengatakan, ia sebenarnya ingin menunjukan kalau dia belum habis dalam urusan mencetak gol.
“Lawan Persiraja Banda Aceh mudah mudahan pelatih menurunkan saya dari menit pertama. Saya ingin memberikan konstribusi lebih bagi Persikabo yang tekah mengontrak saya musim ini. Saya ingin membuktikan kalau saya juga masih bisa mencetak gol,” tukas Emeka.
Dilain pihak, General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli mengatakan, pelatih harus menurunkan Emeka Obidiah saat melawan Persiraja Banda Aceh dan PSAP Sigli. Karena Emeka sudah hapal dengan kultur sepakbola di Aceh. “ Akan sangat rugi sekali jika Persikabo tidak menurunkan Emeka saat lawatan ke Aceh. Kita akan memanfaatkan pengalaman dan wawasan Emeka saat bermain di Persiraja. Apalagi, materi pemain Persiraja Banda Aceh saat ini tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan m” papar Mas’an Djajuli.
Hal serupa juga dikatakan beberapa pentolan Kabomania yang menginginkan pelatih Persikabo Maman Suryaman untuk menurunkan Emeka Obidiah dalam duel di Persiraja dan PSAP Sigli.
“Buat apa kita membeli pemain asing kalau hanya duduk dibangku cadangan. Kita berharap Maman Suryaman bisa menurunkan Emeka dalam dua pertandingan di Aceh,” ujar Kemal Fasya, wakil ketua umum Kabomania kepada Pakar kemarin petang di Cibinong.

Raja Midas Mulai Kecapean

Terus terusan melakukan penanggulangan soal anggaran Persikabo Kabupaten Bogor membuat kondisi keuangan Raja Midas panggilan akrab Mas’an Djajuli yang bertindak sebaga General Manager Persikabo mulai oleng. Padahal, dalam waktu dekat lelaki pensiunan PNS Kabupaten Bogor ini akan melangsungkan pernikahan anaknya yang sudah barang tentu akan memakan biaya yang tidak ringan. Namun, sampai saati ini jajaran pengurus Persikabo lainnya seperti kurang peduli terhadap kesulitan yang dihadapi Mas’an Djajuli.
“Saya heran, pada kemana yah pengurus Persikabo lainnya. Masa semua persoalan keuangan harus saya hadapi sendiri. Saya capek dong, kalau terus terusan melakukan penanggulangan keuangan bagi tim ini. Padahal dalam kepengurusan Persikabo masih banyak orang lain yang lebih punya uang ketimbang saya. Saya ini seorang pensiunan. Tapi saya masih punya kepedulian bagi Persikabo,” ujar General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli kepada Pakar kemarin petang di Cibinong.
Mas’an sendiri sampai saat ini mengaku heran dengan minimnya bantuan atau perhatian dari pengusaha dan perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor. “Banyak sekali di Kabupaten Bogor ini perusahaan perusahaan yang punya omset yang besar. Namun, kenapa sampai saat ini tidak ada dari perusahaan perusahaan itu yang mau jadi sponsor buat Persikabo. Di Kabupaten Bogor ada Holcim, PT. Indocement, Taman Safari, Taman Matahari, PT Antam dll. Tapi, sampai saat ini tidak ada satupun dari pihak perusahaan itu yang mau memperhatikan tim sepakbola kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor ini.” Sergah Mas’an.
Menyikapi kondisi keuangan Persikabo yang selama ini masih terpaku pada anggaran pemerintah daerah Kabupaten Bogor, beberapa elemen supporter Persikabo juga sangat menyayangkan dengan minimnya perhatian bantuan dana dari pihak swasta yang ada di Kabupaten Bogor. Seharusnya Persikabo ini tidak perlu menggandalkan dari bantuan dana dari Pemda Kabupaten Bogor. Karena banyak sekali pos –pos yang bisa menjadi pemasukan keuangan Persikabo dari sektor kerjasama.
“Jujur saya merasa kasihan dengan Pak Mas’an yang selama ini terus melakukan penanggulangan keuangan Persikabo. Apalagi sosok Pak Mas’an sendiri hanya seorang pensiunan PNS Kabupaten Bogor. Masa tidak ada sama sekali kepedulian dari pihak perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor. Kadang kami ingin bertanya sebenarnya ada tidak bantuan dana dari pihak swasta kepada Persikabo selama ini. Kalaupun memang ada tentunya harus berupa ikatan kerjasama atau sponsorship. Hingga pihak swasta bisa memasang lambang atau logo perusaahaan di kostum Persikabo,” tukas Irfan, bobotoh Persikabo dari Cibinong.

Tidak Takut

Tak hanya pendukung Persikabo dan Bogor Raya saja yang bersemangat untuk menunggu duel antara Laskar Kujang dan Laskar Pajajaran itu. Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli juga turut menunggu laga yang membuat penasaran semua orang itu. Gaya bermain Bogor Raya yang simple dan cepat, serta Persikabo dengan style Persibnya, membuat orang bertanya-tanya, kubu mana yang akan keluar sebagai pemenang dalam bentrok derby itu.
“Saya setuju saja kalau keduanya diadu. Kita sering menyaksikan laga dari Persikabo dan Bogor Raya secara terpisah. Saya sebagai manajemen dari Persikabo tentu ingin tim saya menang. Pertandingan Bogor Raya juga selalu saya perhatikan. Mungkin agregat penonton akan sangat banyak kalau pertarungan derby itu berlangsung. Laga dikemas dalam bentuk persahabatan,” beber Raja Midas yang mengaku tidak takut kalau Jarot dkk harus bentrok dengan Bogado dari Bogor Raya FC.
Namun begitu, ia melanjutkan, pertandingan tentu saja tidak dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Karena kedua tim sedang focus pada pertandingan-pertandingan yang dijadwalkan oleh BLI dan LPI.
Di pihak lain, Kabomania yang diwakili oleh Syamsudin menyatakan. Sangat kecil kemungkinan penonton akan bentrok atau berakhir ricuh dalam derby tersebut. Karena baik supporter BRFC dan Kabomania seyogyanya adalah orang yang sama. Mereka berasal dan tumbuh dalam lingkungan yang sama.
“Kabomania memang lebih banyak dan banyak diantara mereka yang juga mendukung Bogor Raya FC. Kemungkinan rusuh sangat kecil. Bahkan hamper tidak ada, walaupun derby, jangan disamakan seperti Persikota vs Persita atau Persitara vs Persija. Supporter Bogor cukup sportif kok dan sangat bersahabat sekali. Kami akan merangkul supporter BRFC untuk menjaga kerukunan antar supporter,” ungkap Kabomania yang kerap bertugas sebagai satgas pertandingan itu.
Sementara itu, Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM mengatakan sebenarnya tujuan dari Deby ini untuk apa ? Lebih baik sekarang mah semua pemain dan jajaran pelatih untuk focus dalam mempersiapkan timnya menghadapi atau menjalani kompetisi yang tengah diikutinya.=CNP
enarnya tujuan dari Deby ini untuk apa ? Lebih baik sekarang mah semua pemain dan jajaran pelatih untuk focus dalam mempersiapkan timnya menghadapi atau menjalani kompetisi yang tengah diikutinya.

Skuad Laskar Pajajaran Harus Jaga Diri

Keberangkatan tim Persikabo ke Aceh untuk menjalani tur away keduanya disertai oleh restu dan harapan dari seluruh supporter fanatiknya, Kabomania. Semua Kabomania berharap perjalanan kali ini akan membawa lebih banyak poin dibandingkan tur sebelumnya ke Riau. Namun, selain poin sebagai oleh-oleh dari Aceh, Kabomania mengkhawatirkan kondisi fisik pemain sepulangnya dari Aceh. Pengalaman bermain panas pada saat di Stadion Persikabo Cibinong, saat kontra Persiraja yang memakan tumbal Zaenal Arif dan menyulut emosi penonton serta official, adalah alas an yang cukup bagi Laskar Rencong tersebut untuk menyebut pertandingan tanggal 17 Maret nanti sebagai ajang balas dendam.
“Kalau kita bisa menang lagi, tentu akan jadi prestise tersendiri, karena itu adalah rekor dua kali mengalahkan sang pemuncak klasemen. Tapi yang paling penting adalah jangan sampai pemain kita menjadi tumbal lagi seperti pada saat menjamu Persiraja. Sayang sekali kalau ada pemain yang harus cedera saat pulang dari Aceh. Kita hanya punya waktu sedikit untuk mengejar setoran poin menuju ISL. Jangan sampai ada pemain yang cedera pada saat laga home,” ujar Sujiono, Sekretaris Umum Kabomania.
Hal serupa juga dikemukakan oleh dirigen Kabomania, Opik. Ia member support dan menyemangati Persikabo berupa doa. Ia berharap, pemain tidak mudah tersulut emosinya, serta tidak terpengaruh oleh factor non-teknis seperti supporter yang menjadi pemain ke-12.
“Doa dari seluruh Kabomania akan menyertai Persikabo. Kami berharap oleh-oleh berupa poin bisa dibawa pulang oleh punggawa Persikabo. Untuk bekal kita ke ISL dan kepercayaan diri saat laga kandang berikutnya. Bravo Persikabo!,” ucapnya menyemangati Persikabo.

Laga Nostalgia Sonny

Pertandingan kali ini agak sedikit berbeda dirasakan oleh Sonny Kurniawan. Winger anyar Persikabo itu pada putaran pertama lalu masih mengenakan seragam Laskar Rencong dan ikut memperkuat Persiraja saat berhadapan dengan Laskar Pajajaran di putaran pertama. Tapi kali ini ia akan menginjak rumput stadion H. Dhimurtala sebagai penantang dan berkostum hijau-hijau-hijau. Ia berjanji akan bertindak professional dalam laga reuni itu, jika pelatih member kepercayaan kepadanya untuk bermain.
“Profesional saja lah, pemain kan biasa kalau pindah-pindah klub. Mereka dulu memang teman saya, tapi saat ini mereka adalah lawan yang harus dilumpuhkan. Saya mengetahui sedikit kelemahan dan kelebihan pemain yang ada di sana. Ini menjadi suatu keuntungan bagi kita untuk bisa melumpuhkan Persiraja. Akan tetapi saya juga tidak mau sesumbar dan menjanjikan poin penuh, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin,” bebernya.
Gelandang yang pernah merumput di Persib itu mengaku, ini bukanlah petandingan reuni baginya. Karena di Persikabo juga sebenarnya pantas disebut reuni, ia bisa berkumpul kembali dengan pemain-pemain yang dulu berada di Persib, seperti Zaenal Arif, Salim Alaydrus dan Cucu Hidayat. Namun itu bukan alasan utama ia memilih Persikabo. Sonny memilih pindah ke Persikabo dengan alasan lebih dekat dengan keluarganya di Jawa Barat.
“Secara klasemen memang Persikabo jauh dari Persiraja, tapi yang saya butuhkan adalah dekat dengan keluarga. Makanya saya pindah ke Persikabo,” imbuh Sonny.

Kamis, 10 Maret 2011

JANGAN KALAH SEBELUM PERANG

Skuad Laskar Pajajaran rencananya hari ini (10/3) akan bertolak ke Tanah Serambi Mekah untuk melakoni dua laga away menghadapi PSAP Sigli (13/3) dan Persiraja Banda Aceh (17/3). Tour Persikabo ke Aceh ini boleh dikatakan yang paling berat. Mengingat beberapa tim Divisi Utama yang berasal dari Aceh sulit dikalahkan jika bermain dihadapan ribuan pendukung fanatiknya. Namun, para pemain Persikabo yang dibekali dua kemenangan beruntun lawan Persita dan Persipasi belum lama ini tentunya tidak ingin kalah sebelum perang.
"Saya pikir semua tim yang ada di Divisi Utama Ligina kekuatannya sangat merata. Tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan dikandangnya. Saya berharap wasit yang memimpin pertandingan benar benar objektif menjalankan tugasnya. Hingga pertandingan enak untuk ditonton. Saya juga akan berusaha all out untuk mencetak gol lagi bagi Persikabo," ujar bomber andalan Persikabo, Zaenal Arif yang juga merangkap sebagai kapten tim Persikabo.
Dalam kesempatan yang sama, Salim Alaydrus dan Sony Kurniawan sangat sepakat kalau Persikabo masih punya kans besar untuk memenangkan pertandingan lawan PSAP maupun Persiraja. " Saat di Cibinong kita memang dibuat kewalahan oleh Persiraja dan PSAP. Namun, sekarang materi pemain Persikabo telah banyak mengalami perubahan. Hal inilah yang harus menjadi modal penting dalam duel di Aceh nanti," tegas Salim Alaydrus .
Sementara itu, Head Coach Persikabo, Maman Suryaman mengatakan, ia tidak mematok kalah atau seri dalam lawatan ke Aceh ini. Karena ia sendiri masih yakin kalau Persikabo punya peluang besar masuk ke Superliga musim depan. " Saya sudah hapal dengan karakter Persiraja Banda Aceh ataupun PSAP. Karena saya pernah menangani Persiraja. Mudah mudahan hal itu akan menjadi modal penting bagi saya untuk membawa Persikabo merebut poin dikandang PSAP dan Persiraja," tukas Maman Suryaman yang juga tercatat sebagai mantan arsitek tim Laskar Rencong tersebut.
Lebih lanjut kata Maman, ia juga akan menurunkan skuad terbaiknya saat meladeni PSAP dan Persiraja Banda Aceh. " Saya akan membawa semua pemain Persikabo yang benar benar fit dan siap tempur. Karena kehadiran kita di tanah aceh jelas tidak ingin jadi bulan bulanan PSAP dan Persiraja Banda Aceh," timpalnya.
Ditempat terpisah, Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM mengatakan, Persikabo masih berpeluang merebut satu tiket ke Superliga musim depan. Untuk itu, kata RY panggilan akrab dari bos Persikabo ini menegaskan, para pemain harus menunjukan fighting spirit yang tinggi guna meredam kelincahan para pemain PSAP dan Persiraja Banda Aceh yang akan tampil didepan pendukungnya sendiri. " Jangan ada istilah nyaris menang, tapi saya berharap para pemain Persikabo memahami filosofi nyaris kalah," tukas RY yang akan terus memantau jalannya pertandingan away di Aceh ini via sms kepada general mananjer Persikabo, Mas'an Djajuli.

Optimis Babat Laskar Rencong

Kepala Pelatih Persikabo, Maman Suryaman tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan poin di dalam laga tur ke Aceh minggu depan. Walaupun peluang Persikabo sangat kecil untuk mendapatkan poin, namun Maman tetap akan mengeluarkan jurus bertahan dan menyerang. Laskar Pajajaran tidak hanya focus pada pertahanan saja, tapi juga harus memanfaatkan peluang apapun untuk mendapatkan poin dan mencetak gol.
"Hasil evaluasi dari laga-laga home yang baru saja kita lakoni, saya melihat lini tengah masih sedikit kurang balance. Untuk itu saya akan lakukan banyak rotasi, agar target kita terpenuhi. Bukannya sombong, tapi lini belakang sudah terlihat polanya dan memiliki karakter yang cukup kuat. Apalagi Dony juga sudah sembuh, bank pemain bek kita sudah banyak. Kondisi striker kita juga baik, hanya Emeka yang masih perlu sedikit waktu lagi untuk hasil maksimal," beber Maman usai melatih di Stadion Persikabo Cibinong, kemarin sore.
Mengenai dua lawan yang sangat tangguh dan menjadi pemuncak di klasemen, Maman melanjutkan, ia sedikit mengkhawatirkan pertandingan pada tanggal 17 Maret nanti saat kontra Persiraja. Hasrat balas dendam Laskar Rencong itu nanti akan sulit dibendung dan mereka akan melakukan segala cara untuk mempengaruhi pemain, termasuk memancing emosi. Ia menekankan agar semua bisa bermain dengan tenang dan sabar, sehingga mereka bisa menguasai jalannya laga.
"Pertandingan saat melawan Persiraja nanti, mungkin akan lebih panas dibandingkan dengan PSAP Sigli, karena saat bertandang kesini, permainan berlangsung alot dan penuh emosi. Manajemen emosi adalah tekankan agar mereka tidak mudah dikuasai lawan," akunya.

Kabomania Siap Antisipasi Resiko

Menjawab kecemasan masyarakat mengenai keselamatan Kabomania yang rela menempuh apa saja untuk mencapai Stadion di setiap pertandingan kandang Persikabo, pengurus Kabomania mengatakan, pusat sudah membentuk korwil di beberapa kecamatan sebagai pusat berkumpulnya Kabomania yang akan menuju lapangan. Namun kerap kali penonton yang "membajak" kendaraan di tengah jalan raya, adalah supporter yang membentuk kelompok sendiri. Seperti pelajar yang ingin melihat jalannya laga. Adanya supporter yang masih belum memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) juga menjadi pemicu banyaknya penonton yang tumpah di jalan pada hari pertandingan.
"Panitia Pelaksana pada putaran pertama juga sudah mengupayakan untuk memberi kendaraan operasional yang menjamin keselamatan mereka setelah menonton pertandingan, berupa truk yang membawa penonton. Namun, panpel akhirnya menghentikan pemberian truk, karena pengemudi mengeluh. Ada ban yang pecah karena overload dan lain sebagainya. Memang sulit untuk mengkoordinir mereka semua, karena jumlahnya ribuan dan terdiri dari pemuda yang masih labil jiwanya," jabar Ketua Panpel Pertandingan Persikabo, Edison Hutahean.
Sementara itu, Ketua Kabomania, Dicky Dompas mengatakan, Kelompok Suporter Fanatik Persikabo itu memiliki dana dan kas tersendiri untuk menanggulangi kejadian buruk yang mungkin terjadi pada setiap pertandingan. Beberapa petugas keamanan juga didaulat untuk mendampingi iring-iringan supporter. Bahkan untuk mengantisipasi bentrok, pengurus membentuk tim tersendiri yang akan menyusuri jalur pulang Kabomania untuk memastikan tidak ada supporter yang tercecer.
"Kami punya kas untuk mengantisipasi korban yang jatuh pada saat menonton ataupun kalau ada tawuran. Tapi sebisa mungkin kami meminimalisir resiko dengan membentuk tim satuan petugas yang mengawal mereka saat pulang. Dalam setiap pertemuan Kabomania dengan masing-masing korwil, kami selalu menghimbau untuk mengutamakan keselamatan. Kami juga minta maaf kalau kelakuan supporter membuat masyarakat cemas,"urai Dicky.

Selasa, 08 Maret 2011

Tak Gentar Hadapi Aceh

Kerasnya permainan yang disuguhkan oleh klub-klub Aceh seperti PSAP Sigli dan Persiraja Banda Aceh, tidak membuat Persikabo khawatir untuk menurunkan pemain-pemain andalannya seperti Jibby Wuwungan, Zaenal Arif, Salim Alaydrus dan Cucu Hidayat. Berdasarkan duel terakhir Persikabo dan Persiraja di Stadion Persikabo Cibinong pada putaran pertama yang lalu, dua striker dilumpuhkan oleh pemain belakang Persiraja. Zaenal Arif harus ditandu keluar lapangan karena engkelnya di sliding, sedangkan Jibby Wuwungan sempat terhenti bermain karena lututnya terbentur dengan pemain Persiraja.
"Tidak ada yantg perlu ditakutkan. Kita harus tetap membidik poin penuh untuk laga di Aceh nanti. Mereka hanya perlu percaya diri dan tidak cepat tersulut emosinya. Pertandingan nanti jelas akan menguras emosi pemain. Lawan kemungkinan besar akan memacu emosi agar semua terpengaruh dan hilang konsentrasi. Harus ekstra sabar menghadapi pertandingan away kali ini," ujar Kepala Pelatih Persikabo, Maman Suryaman.
Di tempat berbeda, Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli, menambahkan tidak ada alasan bagi tim untuk ketakutan dengan rencana balas dendam dari Persiraja. Bagaimanapun pertandingan harus dihadapi secara jantan dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan non-teknis yang mungkin terjadi. Demi target ISL, tim tetap harus membidik poin penuh di pertandingan tur kali ini. Apalagi dengan pola yang baru dimiliki oleh Persikabo.
"Target kita tetap poin penuh. Dengan pola baru yang mendekati Persib, kita harus bisa mengantisipasi cara bermain Persiraja. Kalau mereka bermain keras dan mengandalkan fisik, kita harus bisa melawan dengan otak. Jangan dilawan dengan otot juga, itu hanya akan menguras tenaga. Saya yakin mereka sudah menyiapkan mental dan menata emosi menjelang pertandingan nanti," ujarnya optimis.

Jibby Ingin Dampingi Istri

Berada jauh dari keluarga adalah salah satu konsekuensi bagi pemain bola yang memperkuat tim di luar daerahnya. Setelah dua tahun memakai kostum Persikabo, bulan ini dirasakan Jibby Wuwungan sebagai masa paling berat untuknya. Pasalnya istrinya Nina, tengah hamil tua di Manado, Sulawesi Utara saat ini. Kerinduannya untuk berada di samping sang istri saat melahirkan anak pertamanya, sangat meluap dan berharap ia bisa kembali ke Manado untuk beberapa hari menjelang persalinan istrinya.
"Ini adalah anak pertama saya, bagaimana pun seorang suami pasti ingin mendampingi istrinya saat melahirkan. Nina akan melahirkan dalam minggu-minggu depan, tinggal menunggu hari saja. Saya akan berbicara dengan manajemen dan pelatih agar bisa pulang pasca tur ke Aceh. Ini salah satu sejarah dalam hidup saya dan saya tidak sabar menunggu bayi kami," ujarnya.
Di dalam jejaring social facebooknya pun Jibby mengungkapkan keinginannya untuk bisa berada di Manado dan menyaksikan langsung kehadiran putra yang akan diberi nama Narda Jerolin Wuwungan itu. Pria bernama lengkap Jibby Oktavianus Wuwungan itu menegaskan ia akan tampil maksimal dalam pertandingan, walaupun sangat berharap bisa berada di Manado. Ia juga menyadari konsekuensi dan tanggung jawabnya dalam tim, sebagai salah satu striker andalan. Jibby adalah salah satu bomber berbahaya bagi lawan-lawannya. Persikabo sangat membutuhkan kontribusinya dalam beberapa laga penentuan ke depan.
"Belum pasti dapat izin sih, saya berharap bisa pulang. Focus saya pada pertandingan akan tetap penuh, karena saya sadar akan tanggung jawab untuk membidik kursi di ISL. Tapi saya tetap berharap bisa pulang di detik-detik kelahiran Narda," harapnya.

Alumni SAD Mulai Bisa Main

Sebanyak tiga orang pemain amatir yang tadinya magang di Persikabo, akhirnya disahkan oleh Badan Liga Indonesia sebagai pemain professional dan dapat merumput mulai tanggal 7 Maret 2011 yang lalu. Skuad resmi Persikabo kini resmi berjumlah 29 orang dengan bertambahnya tiga punggwa muda itu. Proses naik jabatan ini, tak terlepas dari andil pelatih yang mengusulkan kepada manajemen Persikabo agar menaikkan kasta mereka. Sehingga pemain magang bisa memberikan kontribusi kepada tim dan merupakan pengalaman tersendiri yang dapat menaikkan "harga" masing-masing.
"Yusuf, Wawan Susilo dan Ridwan sudah naik level ke tingkat Profesional. Suratnya sudah ada di manajemen per tanggal 7 Maret yang lalu. Awalnya saya agak deg-deg an juga. Karena batas pendaftaran terakhir adalah tanggal 7 Maret kemarin. Sekarang saya sudah lega, sehingga ini bisa memotivasi pemain magang yang lain untuk bisa berlatih lebih keras dan direkomendasikan untuk menjadi pemain professional pula. Begitu juga bagi yang sudah terdaftar, mereka harus mampu menunjukkan prestasi yang positif untuk tim," beber Mas'an kepada Pakar kemarin petang via ponselnya.
Walaupun sudah resmi berkostum Persikabo dan memiliki nomor punggung yang sah, mereka belum tentu bisa bermain pada saat di Aceh nanti, itu semua tergantung kebijaksanaan dan kebutuhan pelatih. Apalagi pertandingan kali ini akan menjadi lebih berat.
"Dimainkan atau tidak tergantung pelatih nanti. Mereka ikut atau tidak juga itu terserah, kita lihat saja nanti. Kalau rekomendasi saya, Ridwan tampaknya akan sangat berpotensi dan bisa berkontribusi untuk tim. Tidak ada salahnya dicoba, tapi semua tergantung pelatih. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada Maman," imbuhnya.
Ditemui di tempat terpisah, Ridwan yang baru saja naik pangkat, menyatakan kebahagiaannya mendengar berita tersebut. "Saya sangat senang dengan berita ini. Karena ini adalah awal yang baru untuk karir saya. Saya akan berusaha lebih baik lagi agar bisa berkontribusi untuk Persikabo," akunya.

RY Siapkan Bonus Besar

Kendati peluang memenangkan poin penuh saat laga away ke kandang Persiraja dan PSAP Sigli sangat berat, namun pelatih kepala Persikabo, Maman Suryaman tidak mau kalau kedatangan timnya ke Aceh hanya untuk kalah. " Apa sudah Gila, kalau kita berangkat ke lapangan lawan hanya berniat untuk kalah. Saya pikir semua pelatih atapun pemain bola dimanapun tidak ada yang punya ambisi seperti itu. Semua pemain dan pelatih tentu punya target untuk merebut poin maksimal. Walaupun dalam hasil akhir berkata lain. Saya tetap mematok kepada para pemain untuk merebut poin penting saat laga lawan Persiraja dan PSAP Sigli. Apalagi kita sedang berburu target masuk ke Superliga," tegas Maman Suryaman yang tidak setuju dengan pendapat orang yang mengatakan Persikabo pasti kalah kalau bertemu Persiraja dan PSAP di kandang mereka.
Maman menambahkan, ia sudah menekankan kepada para pemain untuk tidak menjadi pecundang dalam lawatan ke Banda Aceh dan Sigli kendati merebut poin disana sangat berat sekali. Namun, ia sangat percaya sekali kalau sepakbola bukankah matematika. Untuk itu, ia tetap memerintahkan kepada para pemainnya untuk tampil all out dalam dua laga di Serambi Mekah tersebut.
" Saya akan mengintruksikan kepada para pemain Persikabo untuk tampil dengan all out sepanjang 90 menit. Mudah mudahan skema yang akan saya terapkan dalam duel di Aceh bisa berjalan dengan baik dan memenangkan poin penuh. Poin maksimal di kandang Persiraja dan PSAP Sigli akan punya makna penting bagi target Persikabo," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM untuk meminta all out kepada para pemain Persikabo dalam laga di Banda Aceh dan Sigli. Menurutnya, Persikabo telah banyak sekali kehilangan poin penting dalam laga away. Bahkan, hingga saat ini Zaenal Arif dkk belum pernah memenangkan duel away. " Saya akan menyiapkan bonus besar kalau para pemain Persikabo bisa memenangkan pertandingan kandang di Banda Aceh dan Sigli. Ingat target Persikabo adalah Superliga. Untuk itu, para pemain Persikabo harus bisa tampil ngotot dan penuh percaya diri," tegas RY yang menjabat sebagai Bupati Bogor ini.

"Seleksi Tukang Tahu”

AKHIR putaran pertama lalu, manajemen Persikabo telah mencoret JP Boumsong dari skuad Laskar Pajajaran. Karena JP Boumsong dinilai kurang mumpuni untuk dijadikan target man lini depan Persikabo. Selain itu, mantan bomber Persikad Depok dan Persipasi Bekasi ini juga masih belum sembuh benar dari cedera lututnya.
Pasca pencoretan JP Boumsoung, manajemen dan jajaran pelatih Persikabo melakukan seleksi kepada pemain asing untuk menggantikan posisi JP Boumsong. Bahkan, Alfred Figuera mantan bomber Persitara dan PSM Makasar difloating sebagai striker asing untuk putaran kedua. Namun saat seleksi, Alfred Figuera dinyatakan tidak layak masuk dalam skuad Persikabo.
Apalagi, saat itu, manajemen dan Ketua Umum Persikabo sudah melakukan kontak dengan manajemen Persib Bandung soal peminjaman Pablo Alejandro Frances. Awalnya sudah oke , Pablo bakal datang ke Persikabo. Entah kenapa pada injury time, manajemen Persib dan Persikabo malah tidak ada kesepakatan soal Pablo. Apalagi isu yang beredar dari manajemen tim, kalau Pablo Frances meminta uang kompensasi dari Persikabo yang akan diberikan kepada Persib. Namun, manajemen Persib Bandung rupanya tidak sepakat dalam masalah ini.
Akhirnya Pablo Frances milih bergabung dengan Persikab Kabupaten Bandung yang telah kehilangan Rodrigo Santoni. Bahkan, Pablo Frances saat ini sudah mampu menjadi penyumbang gol bagi tim Dalem Kaum itu.
Setelah gagal mendapatkan Pablo Frances, manajemen Persikabo kembali mengalihkan perhatian kepada bomber lainnya yang sempat ikut seleksi yakni Oyoke Emeka Obidiah dari Nigeria dan Zoran Radjovic dari Serbia. Namun, karena manajemen sudah tidak sabar untuk mengikat bomber asing, maka manajemen akhirnya memutuskan untuk mengontrak Emeka Obidiah yang memang tidak punya nama dalam kancah sepakbola nasional.
Sampai pertandingan lawan Persita Tangerang, jum'at pekan lalu, Emeka sama sekali belum pernah mencetak gol bagi Persikabo. Bahkan, saya melihat kualitas Emeka sama sekali masih kalah dari para bomber lokal seperti Zaenal Arif, Jibby Wuwungan ataupun Ilham Hasan.
Pergerakan kaki ataupun insting gol Emeka sama sekali tidak kelihatan. Bahkan, speed ataupun kecepatannya kalah jauh dari Ilham Hasan. Saya merasa heran, kenapa manajemen ataupun pengurus Persikabo kembali membeli pemain yang tidak jelas kualitasnya, ini ada apa???? Apakah karena Emeka lebih murah ketimbang Pablo Frances ataupun Zoran Radjovic?
Buat apa membeli pemain asing hanya untuk duduk dibangku cadangan. Buat apa membeli striker yang tidak bisa mencetak gol? Saya merasa heran, hal apa yang membuat manajemen begitu kepincut kepada Emeka? " Emeka oh Emeka, mampukah kamu menciptakan gol demi gol bagi Persikabo. Kalau memang sampai akhir putaran kedua Emeka tidak mampu mencetak gol juga bagi Persikabo?
Lebih baik kedepannya, manajemen ataupun pelatih Persikabo harus memberikan kesempatan kepada si Ujang Maskot atau Tukang Tahu di Stadion untuk ikut seleksi jadi striker Persikabo, siapa tahu Si Ujang atau Tukang Tahu punya bakat terpendam yang belum diketahui publik bola di Bogor.

Heboh Transfer Ilegal Kahudi Wahyu

Heboh soal " Transfer Ilegal" Kahudi Wahyu dari Persikabo Kabupaten Bogor ke Persih Tembilahan saat ini menjadi trending topic kalangan pemerhatii sepakbola di Bogor. Banyak kalangan berharap kasus ini terus dilanjutkan, karena menyangkut soal tindakan yang mencederai sportifitas olahraga terutama Fair Play sepakbola. "Kami dari Kabomania sangat menyayangkan insiden ini terjadi. Namun, kami tidak akan menyalahkan siapa yang salah dan benar. Ini harus menjadi catatan penting bagi Persikabo dikemudian hari. Kami juga mendukung penuh apabila pengurus atau manajemen tim Persikabo melanjutkan protes ini ke BLI, hingga Persikabo bisa merengkuh 3 Poin dari Persih Tembilahan atas kasus Kahudi Wahyu," ujar Ketua Umum Kabomania, Dicky Dompas kepada Pakar kemarin petang.
Dicky juga sangat sepakat dengan apa yang dikatakan Ridwan Ardiwinata soal masalah ini agar semua pihak jangan memojokan Budi Harto. " Pak Budi sudah punya banyak andil bagi Persikabo. Jangan karena gara gara masalah ini, kita semua ikut memvonis beliau menjadi subjek kesalahan. Kita harus bijak dalam menyikapi semua persoalan.
Sementara itu, Budi Harto ketika sempat dihubungi Pakar via ponselnya mengatakan, ia tidak akan melakukan klarifikasi kepada pemberitaan disemua media lokal soal kasus tanda tangannya dalam lembar pengesahan Perpindahan Kahudi Wahyu ke Tembilahan.
"Saya tidak perlu klarifikasi, saya sudah cape. Saya minta maaf kepada teman teman Pers, semoga saya bisa menghadapi masalah ini. Selain itu, saya juga berharap dengan tidak adanya saya di Persikabo, mudah mudahan di Persikabo tidak ada penghianat-penghianat seperti saya. Semoga Persikabo lebih maju," ujar Budi Harto.
Dalam kesempatan terpisah, beberapa pemain Persikabo juga turut mengomentari persoalan "Transfer Ilegal" Kahudi Wahyu ini.
"Kita tidak perlu membesar-besarkan masalah ini. Lebih baik kita fokus kepada semua laga pertandingan Kandang dan tandang putaran kedua Persikabo. Kita tidak mau tahu soal semua masalah diluar kewajiban pemain yang tugasnya bermain dan memenangkan pertandingan.

Budi Juga Manusia

Transfer Ilegal Kahudi Wahyu dari Persikabo ke Persih Tembilahan belum lama ini terus menjadi pembicaraan public bola di Kabupaten Bogor dan nasional. Karena sewaktu Kahudi Wahyu diturunkan lawan Persikabo tanggal 25 Pebruari 2011 di Tembilahan, saat itu manajemen Persih Tembilahan belum mengantongi tanda tangan dari Ketua Umum atau General Manajer Persikabo sesuai dalam aturan manual PT Liga Indonesia. Namun, Kahudi Wahyu tetap dimainkan oleh Persih Tembilahan. Padahal, menurut aturan yang berlaku hal tersebut tidak boleh . Bahkan, kemenangan yang diperoleh Persih Tembilahan bisa berbalik menjadi kemenangan untuk Persikabo.
Manajemen Persih Tembilahan baru mendapatkan tanda tangan dari Persikabo pada tanggal 27 Pebruari 2011. Namun, tanda tangan tersebut seharusnya tidak sah. Karena yang membubuhkan tanda tangan bukan Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM ataupun General Manajer Tim Persikabo, Mas'an Djajuli . Akan tetapi, yang menandatangani bukti surat atau lampiran pengesahan perpindahan Kahudi Wahyu ke Persih Tembilahan adalah Budi Harto. Padahal, Budi Harto sendiri pertanggal 23 Pebruari 2011 sudah bukan sebagai Sekretaris Tim Persikabo. Karena Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM telah mencoretnya dari manajemen tim dengan alasan Budi Harto untuk lebih fokus pada pekerjaan dilingkungan kerjanya sebagai PNS Kabupaten Bogor.
Menyikapi masalah ini, Ketua Harian Persikabo, Drs. HM, Ridwan Ardiwinata yang saat ini menjadi Dewan Penyantun salah satu LSM anti Korupsi mengatakan, lebih baik semua kalangan insan sepakbola ataupun Pers jangan terlalu memvonis Budi Harto. Apalagi, ia sudah menyatakan minta maaf dan khilaf. Budi juga manusia, makanya jangan terlalu dibesar besarkan persoalan ini.
"Yang namanya manusia pasti tidak akan lepas dari khilaf dan kesalahan. Sekarang Pak Budi sudah minta maaf kepada jajaran pengurus Persikabo. Jadi masalah ini tidak perlu dibesar besarkan lagi. Toh selama ini dia juga punya konstribusi tenaga, waktu dan pemikiran poisitif bagi Persikabo. Budi Harto bukan tipe seorang penghianat," ujar Ridwan Ardiwinata yang tahu hapal betul soal karakter dan kinerja Budi Harto.
Ridwan menambahkan, kalaupun sudah ada tanda tangan dari Budi Harto dalam surat pindah Kahudi Wahyu saat ini, ia menilai Kahudi Wahyu tetap sebagai pemain yang tidak sah saat main dengan Persikabo. Karena pada saat itu atau tanggal 25 Pebruari lembaran perpindahan Kahudi Wahyu belum ada tanda tangan dari Persikabo. Sementara Budi Harto memberikan tanda tangan tanggal 27 Pebruari 2011.
"Saat main dengan Persikabo, Kahudi Wahyu tetap tidak sah. Manajemen dan pengurus tetap bisa memperjuangkan masalah ini ke BLI. Kecuali tanda tangan Budi Harto itu sudah ada sebelum pertandingan Persih lawan Persikabo," tegas Ridwan Ardiwinata yang mengaku bukan membela Budi Harto , tapi semua harus bijak dalam menyikapi semua persoalan.
Sementara itu, Manajer Keuangan Persikabo, H. Rudi Ferdian mengatakan, Persikabo masih bisa meneruskan protes ke BLI dengan cara, General Manajer Persikabo membuat lagi soal risalah tanda tangan yang ada dalam lembaran transfer Kahudi Wahyu saat ini dinyatakan ilegal. Karena yang melakukan tanda tangannya bukan Ketua Umum ataupun General Manajer. Selain itu, tanda tangan yang ada di lembar perpindahan Kahudi Wahyu itu tanggal 27 Pebruari , artinya tanggal dan tanda tangan tersebut tidak akan punya makna penting. Sebab Kahudi Wahyu main lawan Persikabo itu tanggal 25 Pebruari 2011 dan tercatat sebagai pemain ilegal.
"General Manajer jangan terlalu emosi dengan persoalan tanda tangan Budi Harto. Lebih baik Pak Mas'an kembali membuat pernyataan soal protes transfer Kahudi Wahyu dan menjelaskan soal posisi Budi Harto saat melakukan tanda tangan perpindahan itu. Saya pikir Persikabo masih punya kartu AS untuk memenangkan protes ini. Tapi, saya berharap Pak Mas'an untuk lebih tenang dalam menyikapi ini," tegas Rudi Ferdian yang mengaku sempat memarah marahi Budi Harto.

Senin, 07 Maret 2011

Eduard Harus Tahan Nafsu

Keinginan kuat Eduard Valuta untuk bisa bermain maksimal dikritik oleh Ketua Umum Persikabo. Nafsu Eduard untuk bisa mencetak gol seringkali membuatnya meninggalkan lini belakang. Ia meninggalkan tandemnya, Bahtiar yang bersiap di depan penjaga gawang. Bupati Bogor itu mengatakan, nafsu yang dimiliki Eduard untuk mencetak gol bisa membahayakan daerah pertahanan Persikabo.
”Nafsunya untuk mencetak gol itu sebenarnya bagus, karena itu menunjukkan semangat untuk bermain dengan militansi yang tinggi. Tapi tampaknya itu harus sedikit diredam, karena bisa membahayakan lini belakang kita. Saya berpesan kepada Eduard agar dia lebih bisa menahan diri dan tetap di garis pertahanan,” ujarnya.
Eduard yang mengawali debutnya saat melawan Persita bisa menunjukkan prestasi positif dengan menjaga keperawanan gawang bersama dengan rekan lokalnya, Bahtiar, Sonny Kurniawan, Hari Salisbury dan kawalan dari Sukirmanto di mulut gawang. Mantan bek timnas Moldova, Rusia itu seringkali bertarung di dalam kotak pinalti tiap kali ada tendangan sudut dan meninggalkan posisinya di garis pertahanan.
Ketika dimintai pendapatnya tentang pemain asing anyar lain, Emeka Obidiah, RY mengatakan, pria asal Nigeria itu butuh waktu untuk beradaptasi. Ia berharap Emeka bisa secepatnya berbaur dan membaca cara bermain teman-temannya, sehingga kolektivitas saat merumput bisa terbina dengan baik.
”Jam terbangnya di Persikabo masih rendah. Ia butuh lebih banyak pertandingan, teman-temannya yang lain belum bisa membaca cara bermain Emeka. Meski begitu Emeka dituntut agar bisa beradaptasi lebih cepat lagi. Waktu kita tidak banyak menjelang penghujung putaran ini. Dia harus bisa berkontribusi lebih baik lagi,” tegas RY.