Senin, 21 Maret 2011

"Akibat Tidak Kompak"

TERSENDAT nya prestasi tim sepakbola kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor Persikabo yang tampil dalam kancah Divisi Utama Ligina membuat prihatin masyarakat bola yang ada di Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Saat ini peluang Persikabo menuju Superliga sangat berat sekali. Karena Persikabo masih bercokol dipapan tengah dan nilainya sangat jauh dari tim -tim yang menempati posisi tiga besar seperti Persiraja, PSAP dan Persipasi Bekasi.
Apa yang salah di Persikabo? Materi pemain saat ini mungkin yang terbaik di wilayah barat. Selain itu, finansial Persikabo juga sangat lumayan bagus walaupun sering menggunakan uang Mas'an Djajuli untuk penanggulangan gaji atau lain lain. Namun, situasi dalam tim Persikabo masih seperti ada bara yang siap meledak. Saya melihat semua lapisan yang ada di Kabupaten Bogor ini benar benar tidak kompak atau tidak satu suara untuk membawa Persikabo menju target Superliga.
Yang hanya menginginkan Persikabo tampil di Superliga mungkin hanya para pemain, pelatih, official , Kabomania dan RY selaku Bupat Bogor dan juga Ketua Umum Persikabo. Sementara elemen yang lain mungkin hanya berdoa Persikabo gagal menuju Superliga. Karena kalau Persikabo gagal menuju Superliga sudah barang tentu ini akan dijadikan senjata andalan bagi lawan Politik RY untuk meminta pertanggung jawabannya dari target yang telah dicanangkan menuju Superliga.
Kekompakan juga tampak terlihat dari para birokrat Pemkab Bogor, segelintir anggota DPRD Kabupaten Bogor, para pengusaha yang masih enggan memeberikan dukungan support kepada Persikabo saat main kandang ataupun tandang. Lain halnya yang terjadi dibeberapa daerah lain, ketika tim sepakbolanya ditargetkan menuju Superliga, maka semua elemen dari Gubernur, DPRD Propinsi, Bupati/ Walikota, DPRD nya, birokrat dan rakyat lainya sama sama mendukung penuh. Bahkan, dari tukang becak sampai tukang ikan teri di pasar rame rame membicarakan tim daerahnya yang akan bermain atau tengah berjuang menuju Superliga.
Kondisi ini sama sekali tidak terjadi di Kabupaten Bogor, para pengusaha masih sibuk membicarakan paket proyeknya, tak jarang ia keluh kesah karena hanya kebagian paket proyek yang sedikit. Sementara itu, para pengusaha yang dapat proyek politis atau lelang murni juga seolah-olah tidak mau tahu tentang Persikabo. Padahal, kalau mereka sadar sebagai rakyat Kabupaten Bogor ataupun dapat rizki dari Kabupaten Bogor apa salahnya mereka melirik atau berbagi dengan Persikabo.
Ingat, Persikabo bukan milik Rachmat Yasin seorang, saya berharap para pengusaha dan para birokrat yang dapat kedudukan empuk di era Rachmat Yasin ini harus bisa menunjukan rasa kedaerahaanya atau kepeduliannya kepada Persikabo. Karena memberikan perhatian kepada Persikabo sama saja memberikan perhatian kepada masyarakat bola di Kabupaten Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar