Posisinya sebagai center bek, Eduard Valuta jadi sorotan head-coach Persikabo Maman Suryaman. Sejak bergabung di putaran kedua Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia, Februari lalu, pemain asal Moldova telah menarik perhatian tim pelatih. Eduard dinilai memiliki sikap adaptasi yang tinggi. “Dia mau belajar menyesuaikan dengan tim,” ungkap Maman.
Tidak hanya itu, pelatih juga tak kesulitan mengarahkan pemain bernomor punggung 56 ini, Eduard mau memakan apa saja makanan yang dihidangkan, termasuk saat berada di Kota Pidie, Sigli. Di Grand Blang Asan Hotel yang menyuguhkan makanan daerah, dia tampak tak canggung. “Masakan di mes juga dia mau. Ini pemain yang tak olokan,” jelas Maman.
Saat latihan dan keseharian, Eduard yang tak fasih bahasa Inggris dan satu dua kata bahasa Indonesia, tetap menggunakan bahasa Indonesia meski terkadang ‘dikerjain’ rekan-rekannya dengan kata-kata yang tak seharusnya. Tetapi Eduard tak mudah tersinggung dan mau bercanda. “Kemajuan dia besar,” tandas Maman yang puas terhadap penampilannya cukup disiplin menjalankan skema pertandingan.
Saat ditanya Eduard telah bisa bertanya ada apa. Namun selebihnya ya ya ya dia sendiri tak mengerti dengan mengerutkan dahi. Meski demikian dia cukup mengerti istilah sepakbola sehingga mampu mencerna instruksi pelatih. Di mata rekan-rekannya, Eduard sangat berbeda dengan defender Nanmi Hughes yang dicoret. “Saya salut dengan keberanian pemain asing. Mau belajar bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Dia kadang bawa kamus dan catatan yang bertanya sana-sini sesukanya,” kata kapten Zaenal ‘Abo’ Arief.
Meski Eduard cukup terbuka, pemain asing lainnya asal Kamerun, Cyril Tchana lebih pendiam dan berbicara seperlunya. Meski begitu Tchana diterima di tim karena juga tak alergi bercanda dan sesekali bersikap konyol yang mengundang senyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar